Jun 18, 2009

Vladimir Klitschko, Fenomena Tinju Kelas Berat

Vladimir Klitschko, Fenomena Tinju Kelas Berat
OLeh : Syahnan Rangkuti

Tidak banyak petinju seperti Vladimir Klitschko. Mungkin hanya dia dan kakaknya, Vitali Klitschko, yang menjadi juara dunia kelas berat dengan latar belakang pendidikan cukup tinggi. Vladimir yang lahir di Semipalatinsk, Kazakhstan, 25 Maret 1976, adalah seorang doktor di bidang olahraga dan filosofi dari Universitas Kiev, Ukraina.

Berbeda dengan Valentino Rossi, juara dunia MotoGP asal Italia, boleh memakai gelar "The Doctor" karena kepiawaiannya menunggang sepeda motor, Vladimir memperoleh gelar doktor karena belajar sekuat tenaga sembari bertinju. Vladimir memang sebuah fenomena olahraga tinju kelas berat dunia.

Di antara begitu banyak manusia yang memilih karier di ring tinju, tidak banyak yang berasal dari keluarga mapan dengan latar belakang pendidikan tinggi. Tinju lebih banyak menjadi penyaluran bakat kekerasan anak-anak jalanan.

Tidak demikian dengan Vladimir Klitschko yang Sabtu (22/4) lalu menjadi juara dunia tinju kelas berat versi IBF dan IBO setelah menumbangkan Chris Byrd di Berlin, Jerman.

Pria setinggi dua meter dan berat 109 kilogram ini memang bukan dari keluarga kaya raya. Ayahnya, Vladimir Rodionovich, adalah kolonel Angkatan Udara bekas Uni Soviet. Ibunya, Nadezhda Ulyanovna, cukup berpunya dan sangat mementingkan sekolah buat anak-anaknya.

Vladimir tumbuh mengikuti penempatan sang ayah. Setelah pindah dari satu kota ke kota lain, akhirnya mereka bermukim di Ukraina pada tahun 1985. Semasa kecil, Vladimir lebih gemar bermain bola dan berkelahi. Namun, ayahnya justru mengarahkan ke jalur yang lebih pas dengan mengenalkan olahraga tinju dan kickboxing.

Tahun 1996, mata dunia mulai mengarah kepada Vladimir setelah ia mempersembahkan medali emas Olimpiade Atlanta kepada negaranya pada usia 20 tahun. Seusai meraih prestasi di dunia amatir, Vladimir menjalani debut profesionalnya pada Universum Box Promotion di bawah asuhan Fritz Sdunek di Hamburg, Jerman. Debutnya melawan Fabian Meza di Sporthall, Wandsbek, Jerman, dia menangi dengan KO pada ronde pertama.

Kariernya di ring tinju terus menanjak. Dalam kurun dua tahun sejak masuk ke profesional, 24 pertandingan keras dia menangi seluruhnya dengan KO (knock out) dan TKO (technical knock out). Baru di pertandingan ke-25 dia kalah TKO. Namun, namanya mulai diperhitungkan di percaturan kelas berat dunia setelah menumbangkan juara dunia IBF, Chris Byrd, pada 14 November 2000.

Byrd sempat dia jatuhkan dua kali pada ronde ke-9 dan ke-11 dan dinyatakan kalah angka mutlak. Menariknya, kemenangan Vladimir dia persembahkan buat kakaknya, Vitali, yang tujuh bulan sebelumnya dikalahkan Byrd.

Kemudian, di tengah kesibukannya bertinju melawan Derrick Jefferson dan Charles Shufford pada tahun 2001, Vladimir menyelesaikan kuliah S3 dan meraih gelar PhD dari Universitas Kiev, Ukraina, dengan hasil memuaskan.

Bonyok dan kalah

Sebelum bertanding, Chris Byrd sesumbar lebih baik pulang dengan muka bonyok daripada kalah dari Vladimir untuk kedua kalinya. Namun, Vladimir justru membuat Chris Byrd pulang dari Berlin dengan muka bonyok sekaligus kalah menyakitkan dengan dua kali sempat mencium kanvas.

Di saat tinju dunia kelas berat sedang gelap gulita, kemenangan Vladimir merobohkan Chris Byrd langsung menghidupkan lentera untuk menerangi langkah ke depan. Vladimir dinilai sudah memiliki nilai jual standar Amerika.

Di luar ring, Vladimir dan sang kakak, Vitali, memiliki reputasi yang sangat meyakinkan. Keluarga penggemar musik ini— Vladimir penggemar saksofon dan Vitali senang gitar—secara bersama menulis buku best seller, Our Fitness, dan menjadi Presiden Yayasan "Sports-Abad 21" yang bekerja sama dengan badan PBB, UNESCO, dalam program pendidikan bagi anak-anak.

Vladimir juga bekerja pada perusahaan besar Hugo Boss. Perjalanan keliling dunia dengan berbagai tujuan membuat mereka berteman dengan banyak orang besar, seperti Bill Clinton, Arnold Schwarzenegger, Giorgio Armani, dan Muhammad Ali. Wajahnya yang ganteng, atletis, dan pintar membuat Vladimir kerap mengisi acara televisi.

Beberapa promotor tinju sempat mendorong Vladimir bertanding melawan sang kakak, Vitali, yang mengundurkan diri saat masih memegang gelar juara dunia. Vladimir jelas menolak keras.

"Kakak saya lebih hebat dan lebih kuat dari saya. Saya pasti kalah. Lagi pula, kalau kami bertanding, ibu akan menangis," kata Vladimir.

Sumber : Kompas, Selasa, 25 April 2006

0 comments:

 
Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger

© Newspaper Template Copyright by bukan tokoh indonesia | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks