Jun 2, 2009

Shinya Yamanaka, Tokoh Riset "Stem Cells" Jepang

Shinya Yamanaka, Tokoh Riset "Stem Cells" Jepang
Oleh : Irwan Julianto

Niatnya untuk menjadi dokter bedah tulang batal. Ia sempat jadi doktor farmakologi, namun ternyata minatnya yang besar pada riset dasar genetika mengantar Prof Dr Shinya Yamanaka (45) menjadi tokoh dunia yang membuat terobosan di bidang riset sel induk.

Temuan tekniknya untuk memprogram ulang sel-sel kulit mencit dan manusia dewasa sehingga menyerupai sel-sel induk embrionik (embryonic stem cells) yang bersifat pluripoten (mampu berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel somatik) membuka peluang berkembang pesatnya riset sel induk manusia yang berprospek bagi penyembuhan berbagai penyakit mematikan dan melumpuhkan.

Tak kurang dari majalah Time menempatkan temuan Yamanaka dan James A Thomson dari Universitas Wisconsin, salah satu dari beberapa ilmuwan pertama yang berhasil mengisolasi sel-sel induk embrionik manusia, sebagai peringkat pertama Top 10 Temuan Sains tahun 2007. Mereka berhasil mengubah sel-sel kulit manusia menjadi serupa dengan sel-sel induk embrionik tanpa menggunakan embrio sesungguhnya.

Secara terpisah Yamanaka dan Thomson memublikasikan temuan mereka di jurnal Cell (20 November 2007) dan Science edisi akhir November 2007. Namun, ide untuk memanipulasi sel-sel kulit menjadi mirip sel-sel induk embrionik yang pluripoten berawal dari temuan Yamanaka pada mencit dan dipublikasikan di jurnal Cell edisi 10 Agustus 2006.

Sel-sel induk (stem cells) dinamakan demikian karena daripadanya sel-sel tubuh yang khusus bermula. Sel-sel induk dikatakan bersifat pluripoten karena mereka punya kemampuan berdiferensiasi menjadi sel-sel jaringan tubuh yang berbeda, mulai dari sel-sel jantung, otak, hingga tulang. Selama satu dekade terakhir riset sel-sel induk embrionik amat kontroversial karena sarat dengan masalah moral dan etika akibat harus menggunakan embrio yang dinilai telah bernyawa. Pemerintah federal Amerika Serikat di bawah Presiden George W Bush menolak mendanai riset sel-sel induk embrional ini.

Terobosan

Riset Yamanaka dinilai kalangan internasional sebagai sebuah terobosan karena metode "de-diferensiasi" yang ditemukannya dapat menghilangkan kebutuhan akan penggunaan dan penghancuran embrio. Menurut pengakuan ayah dua anak perempuan ini, risetnya memang didasarkan atas pertimbangan moral tentang kehidupan yang dimulai dengan berbiaknya sel telur, kendati itu hanya terjadi di atas cawan petri di lab.

Sekitar delapan tahun lalu, ketika sedang jenuh dengan riset sel induk karena kurang mendapat dukungan dana dari Universitas Osaka, ia kebetulan mengunjungi sebuah klinik fertilitas rekannya. Ketika itu ia menyaksikan di bawah mikroskop salah satu embrio manusia yang disimpan di klinik itu. Peristiwa sesaat itulah yang justru mengubah karier ilmiahnya.

"Ketika menyaksikan embrio itu, saya tiba-tiba menyadari betapa kecil perbedaan embrio itu dengan anak-anak perempuan saya," katanya. "Saya berpikir, kita tak boleh terus-menerus menghancurkan embrio-embrio untuk kepentingan riset kita. Harus ada cara lain," kata Yamanaka.

Dan ide itulah yang mendorongnya melakukan riset tak kenal lelah selama bertahun-tahun, lewat berbagai kegagalan. Ia mulai dengan memprogram ulang sel-sel dewasa pada mencit agar berperilaku mirip sel-sel induk. Dipilihnya sel-sel kulit mencit. Ia menambahkan gen-gen yang disebut regulator utama pada kromosom sel-sel kulit. Gen-gen regulator utama ini dapat mengubah perilaku sel dengan menghidupkan atau mematikan gen-gen lain.

Tantangan utamanya adalah menemukan gen-gen mana yang cocok dari ratusan gen yang ada untuk memprogram ulang sel-sel dewasa. Ia memilih 24 gen, yang kemudian dipersempitnya menjadi tinggal empat gen. "Saya kebetulan beruntung, seperti membeli tiket lotre yang pas," tuturnya kepada Martin Fackler dari The New York Times, 11/12/2007.

Makna besar temuan Yamanaka adalah bangkitnya riset dasar di Jepang, karena selama ini negeri itu lebih dikenal karena kehebatannya menciptakan aneka gadget namun lemah dalam ilmu-ilmu dasar. "Ini adalah kali pertama riset medis yang memiliki nilai penting bagi dunia dilakukan sepenuhnya di Jepang. Tak ada seorang pun sebelumnya yang melakukan riset sel induk dengan cara seperti ini. Ini memberi arah yang sama sekali baru," kata Dr Hitoshi Niwa dari Pusat Biologi Perkembangan Riken di Kobe.

Yamanaka yang berpostur tinggi langsing dikenal di Universitas Kyoto sebagai ilmuwan yang eksentrik namun kreatif. Ia juga dikenal humoris dan doyan berenang serta joging. Ia selalu menolak makan siang bersama rekan-rekannya karena lebih suka makan sendirian sambil tetap bekerja.

Tahun 1987 ia lulus sebagai dokter dari Universitas Kobe. Selama dua tahun ia menjadi residen di bagian kedokteran bedah tulang di Rumah Sakit Nasional Osaka, tetapi kemudian beralih menyelesaikan doktor farmakologi tahun 1993 dari Universitas Osaka. Minatnya terhadap genetika bermula ketika ia membaca sebuah makalah tentang mencit transgenik. Ia pun melamar belajar ke Amerika dan salah satu universitas yang menerimanya adalah Universitas California, San Francisco.

Tahun 1996 ia kembali ke Universitas Osaka yang kurang mendukung riset mencit transgeniknya. "Saya sempat amat depresi dan berpikir untuk berhenti," tuturnya. Tahun 1999 ia pindah ke Lembaga Sains dan Teknologi Nara dan tahun 2004 ke Universitas Kyoto yang lebih mendukung risetnya.

Yang luar biasa dalam pencapaian Yamanaka bukan hanya idenya untuk memprogram ulang sel-sel kulit menjadi mirip sel induk, melainkan adalah kecepatannya menemukan cara untuk menciptakan sel-sel induk pada mencit dan manusia. Tak sia-sialah ia bekerja 12-16 jam setiap hari tanpa henti di labnya.

Sumber : Kompas, Jumat, 14 Desember 2007

0 comments:

 
Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger

© Newspaper Template Copyright by bukan tokoh indonesia | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks