Jun 21, 2009

Rolf Soiron dan Konstruksi Berkelanjutan

Rolf Soiron dan Konstruksi Berkelanjutan
Oleh : Andi Suruji

Ketika masih kuliah, Rolf Soiron belajar sejarah. Namun, selepas studi di Basel University, universitas tertua yang didirikan tahun 1459 di Swiss, ia justru memulai karier bisnisnya di perusahaan farmasi.

Rolf Soiron kini memimpin sebagai chairman Holcim Ltd perusahaan semen yang telah menancapkan gurita bisnisnya di 70 negara dengan pekerja lebih dari 60.000 orang. Di Indonesia, Holcim merupakan pemegang saham mayoritas PT Semen Cibinong yang berkapasitas produksi sekitar 9,7 juta ton per tahun.

Berjumpa dengan dia di Beijing, China, dalam acara penyerahan Holcim Award, akhir September lalu, sangat menyenangkan. Orangnya ramah, dan murah senyum. Sedikit kocak juga dengan humor segar.

Holcim Award bukanlah hadiah kepada jajaran penjual semen. Kami di sini bukan menjual semen, katanya memulai pembicaraan, yang disambut tawa sejumlah politikus, diplomat, dan pengusaha yang diundang hadir menyaksikan pemberian hadiah untuk regional Asia Pasifik itu.

Holcim Award adalah penghargaan kepada arsitek, insinyur, perencana, dan spesialis bangunan untuk seluruh dunia. Merekalah di posisi sentral untuk memengaruhi sebuah perubahan, katanya.

Dasar sejarawan, menguraikan Holcim Award dalam sambutannya pun dipaparkan dengan pendekatan sejarah, sehingga cukup mengasyikkan. Bertuturlah Soiron tentang sejarah Holcim yang lahir di sebuah desa di Swiss yang bernama Holderbank pada tahun 1912. Dalam usianya yang hampir satu abad, Holcim tentulah merupakan suatu perusahaan yang hidup berkelanjutan dan ingin terus menggurita ke seluruh penjuru dunia.

Pembangunan fisik untuk memenuhi kebutuhan perubahan peradaban manusia memang tidak terlepas dari kehadiran industri semen. Namun, kemajuan industri semen tentu bukan tak menimbulkan dampak, misalnya soal lingkungan, jika tidak dikelola secara bijaksana. Oleh karena itu, sebagai perusahaan semen yang turut berkontribusi dalam rantai pembangunan, yang memasok salah satu material dari rangkaian kebutuhan pembangunan, Holcim merasa turut bertanggung jawab atas kelestarian bahan material tersebut.

Pembangunan yang maju dan berkelanjutan merupakan karakteristik esensial bagi merek Holcim. Keduanya dijadikan isu korporasi. Untuk kepentingan jangka panjang bisnis kami, yang juga sejalan dengan nilai personal, kami ingin menjadi pemain dalam pembangunan yang menguntungkan semua manusia di atas planet bumi, kini dan kelak. Ini esensi dari pembangunan berkelanjutan, papar Soiron.

Pada tahun 2003 didirikanlah Holcim Foundation untuk sustainable construction, yang merupakan bagian dari isu global pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Holcim Foundation yang diketuai Rolf Soiron itulah yang memberikan penghargaan kepada para inovator dalam suatu proyek. Inovasi dalam proyek tersebut haruslah memenuhi sejumlah kriteria, antara lain terpenuhinya konsep lingkungan, sosial-ekonomi, dan isu kultural, serta mesti dapat diaplikasikan di mana pun di atas bumi ini.

Dengan pandangan demikian, pembangunan berkelanjutan pada dasarnya dapat dimaknai bahwa ia dapat dilakukan oleh siapa pun, dan apa pun profesi orang tersebut, sendiri-sendiri maupun secara berkelompok.

Holcim Foundation mendorong peningkatan respons terhadap keberlanjutan teknologi, lingkungan, sosial-ekonomi, dan isu kultural yang memengaruhi bangunan dan konstruksi, secara regional sampai global. Untuk sukses mencapai tujuan itu, diperlukan pendekatan yang berbeda secara radikal dari industri konstruksi untuk menjamin kita dapat hidup dalam lingkungan yang benar-benar lestari, katanya.

Sambutan masyarakat

Luar biasa sambutan masyarakat sejagat pada ide ini. Tentu saja karena Holcim menyediakan pula pemanis yang cukup besar jumlahnya, dua juta dollar AS untuk hadiah bagi pemenang di kawasan maupun pada tingkat global kelak.

Hanya dalam beberapa bulan diselenggarakan, lebih dari 1.500 proyek dari 118 negara diikutkan kompetisi oleh para perancangnya. Mereka dibagi ke dalam empat regional, yakni Asia Pasifik, Eropa, Amerika Utara- Amerika Latin, dan Afrika- Timur Tengah.

Sayangnya, Indonesia belum bisa berbicara dalam kompetisi ini. Belum satu proyek pun yang disertakan masuk menjadi nomine untuk kawasan Asia Pasifik sekalipun. Pemenang penghargaan emas jatuh pada China, perak untuk Filipina, dan perunggu untuk Jepang.

Para pemenang di kawasan masing-masing akan diikutkan dalam kompetisi tingkat global, yang pengumuman pemenang dan pemberian penghargaannya akan dilangsungkan April 2006 di Bangkok, Thailand.

Sebuah aksi nyata dalam memaknai slogan tanggung jawab perusahaan. Bukan sekadar pidato dan seminar tentang pembangunan berkelanjutan. Upaya ini menjadi kredibel karena melibatkan sejumlah ahli yang kapabel dari berbagai universitas terkemuka di dunia.

Sumber : Kompas, Selasa, 18 Oktober 2005

0 comments:

 
Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger

© Newspaper Template Copyright by bukan tokoh indonesia | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks