Jun 26, 2009

Lance Armstrong, Akhir yang Sempurna

Lance Armstrong, Akhir yang Sempurna
Oleh : J Waskita Utama

Vive le Tour forever. Itulah salam perpisahan Lance Armstrong di podium Tour de France bagi lomba balap sepeda paling akbar di dunia yang membesarkan namanya.

Armstrong mengakhiri kariernya di dunia balap sepeda dengan cara istimewa yang belum pernah dibuat para pendahulunya: menjadi juara Tour de France cukup disebut Tour saja tujuh kali berturut-turut.

Didampingi putranya, Luke (5), serta si kembar Grace dan Isabelle (3), Armstrong menaiki podium, meletakkan tangan kanannya di dada, dan menatap langit saat lagu kebangsaan Amerika Serikat The Star-Spangled Banner diperdengarkan baginya untuk terakhir kali.

Tak tampak sedikit pun keraguan di wajah Armstrong meski dia dinilai sanggup bersaing di level tertinggi satu-dua tahun lagi. Justru dia melakukan hal yang kerap gagal dilakukan atlet lain, yaitu berhenti saat berada di puncak.

Tak ada penyesalan sama sekali. Saya diberkati dengan 14 tahun karier profesional yang penuh warna dan tujuh gelar juara Tour sesudah divonis kanker. Tak ada alasan untuk meneruskannya. Tiba saatnya untuk melakukan hal baru, ujarnya.

Armstrong meninggalkan dunia olahraga sebagai salah satu atlet paling dominan sepanjang sejarah. Hasil yang pantas untuk determinasi dan kerja kerasnya yang luar biasa, termasuk untuk bangkit setelah terkena kanker testikular yang nyaris mengakhiri hidupnya.

Terlahir sebagai Lance Edward Gunderson di Dallas, Texas, 18 September 1971, orangtua Armstrong, Linda dan Edward Gunderson, bercerai tak lama setelah dia lahir. Linda lalu menikah dengan salesman keliling, Terry Armstrong, yang mengadopsi Lance.

Dalam autobiografinya It's Not About the Bike, Armstrong menyebut sepeda sudah menjadi kecintaannya saat dia mendapat sepeda plastik roda tiga pada usia dua tahun dan sepeda sungguhan dari kakeknya tiga tahun kemudian.

Gelar pertama diraihnya pada umur 13 tahun dan pada usia 16 tahun Armstrong mengumpulkan 20.000 dollar AS dari balap sepeda dan triatlon sepanjang tahun. Prestasi ini membawanya ke tim nasional yunior Amerika Serikat.

Armstrong beralih menjadi pembalap pro seusai Olimpiade Barcelona 1992. Hasil besarnya dituai pada tahun 1993, yaitu berupa juara dunia nomor road race. Tahun itu juga dia mengikuti Tour pertama kali, memenangi satu etape, tetapi gagal finis di Paris.

Armstrong selalu hadir di Tour sebelum mundur di tengah Tour 1996 karena merasa kurang fit. Penyebabnya baru diketahui kemudian, tepatnya pada tanggal 2 Oktober, ketika dia divonis menderita kanker yang telah menyebar ke paru-paru dan otaknya.

Operasi dan rangkaian kemoterapi yang dijalaninya membekas dalam diri Armstrong. Rasa sakitnya luar biasa. Jenis sakit yang muncul perlahan-lahan, membuatmu menderita secara fisik, mental, sosial, dan emosional untuk waktu lama. Tetapi, rasa sakit itu juga yang menjadi dorongan untuk tetap hidup, tutur Armstrong.

Armstrong memang akhirnya pulih, menikah dengan istrinya, Kristin, Mei 1998, dan mulai berkompetisi di Tour of Spain, Oktober 1998. Di sana dia bertemu dengan Johan Bruyneel, yang kemudian menjadi otak keberhasilan Armstrong di Tour selama tujuh tahun berikutnya.

Tour de France adalah satu-satunya obsesi Armstrong. Dia merebut 22 gelar juara etape, 11 di antaranya dari nomor time trial, 83 kali mengenakan kaus kuning, dan tujuh kali juara selama 11 kali berpartisipasi. Hanya Eddy Merckx, legenda balap sepeda Belgia, yang mengalahkannya dengan 111 kali memakai kaus kuning.

Popularitas Armstrong tersebar luas melebihi batas dunia olahraga. Lebih dari 50 juta gelang kuning bertuliskan LiveStrong, semboyan hidupnya yang terkenal, terjual di seluruh dunia, menghimpun dana jutaan dollar AS bagi Yayasan Lance Armstrong yang bergerak di bidang riset penanggulangan kanker.

Ratusan penderita kanker yang berhasil pulih mengaku menjadikan Armstrong inspirasi mereka untuk terus hidup. Presiden AS George W Bush, yang sama-sama berasal dari Texas, menyebut perjalanan hidup Armstrong sebagai sebuah pencapaian besar dari semangat manusia.

Armstrong juga sukses di dunia bisnis dengan meluncurkan produk pakaian berlabel 10/2, diambil dari kejadian tanggal 2 Oktober. Prestasinya juga membuat banyak orang AS tertarik untuk bersepeda, olahraga yang sebelumnya dianggap milik orang Eropa.

Kini orang sibuk menebak, apa pencapaian Armstrong berikutnya. Kehadiran sutradara Ron Howard pada garis finis Tour, di sela penggarapan film Da Vinci Code di Paris, memunculkan rumor kisah hidupnya akan diangkat sebagai film.

Spekulasi lain memperkirakan Armstrong masuk dunia politik. Buat saya, politik adalah berjuang untuk sesuatu yang benar. Saya selalu melakukan itu di balap sepeda. Apakah itu berarti memperjuangkan sesuatu yang benar bagi rakyat? Jangan pernah bilang tidak, ujar Armstrong.

Yang pasti, Armstrong berencana menjauh dari kehidupan publik untuk sementara waktu, hidup tenang bersama anak-anaknya dan Sheryl Crow, kekasihnya seusai bercerai dengan Kristin pada tahun 2003.

Saya membutuhkan saat pribadi yang tenang. Mungkin tahun depan saya akan mengunjungi Bruyneel dan mengganggunya dengan persiapan tim menghadapi Tour. Saya akan duduk di depan televisi dan menyaksikan Tour 2006 di rumah, pasti sangat menyenangkan, ujarnya.

Sumber : Kompas, Rabu, 27 Juli 2005

0 comments:

 
Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger

© Newspaper Template Copyright by bukan tokoh indonesia | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks