Jun 16, 2009

La Iku, Jaga Minyak Kayu Putih

La Iku, Jaga Minyak Kayu Putih
Oleh : M Zaid Wahyudi

Bagi La Iku (56), kemurnian dan kualitas minyak kayu putih Pulau Buru harus dijaga. Terlebih lagi citra minyak kayu putih yang anjlok akibat beredarnya minyak oplosan, serta kondisi petani dan perajin yang terjerat tengkulak.

Demi kualitas, La Iku rela membatasi penjualan minyak kayu putih produksinya. Ia hanya menjual minyak kayu putih di tempat penyulingannya di Dusun Pilar, Desa Namlea, Pulau Buru, Maluku.

Minyak kayu putih produksinya tidak akan ditemukan di toko-toko maupun di hotel yang ada di Namlea atau Ambon. Produksi yang berlabel "Berkah Buru" itu diklaim sebagai satu-satunya produksi di Pulau Buru yang telah mendapat sertifikasi uji mutu dari Balai Riset dan Standardisasi Industri Departemen Perindustrian di Ambon.

Dari hasil uji tersebut, minyak kayu putih produksi La Iku memiliki berat jenis sebesar 0,93. Angka tersebut sesuai dengan standar mutu nasional untuk minyak kayu putih yang mencapai 0,90-0,93. Sedangkan kadar cineol-nya mencapai angka 64 persen, jauh di atas standar mutu utama minyak kayu putih yang minimal sebesar 55 persen.

Keaslian minyak kayu putih La Iku sudah cukup dikenal di Pulau Buru. Informasi mengenai produknya menyebar dari mulut ke mulut. Terlebih lagi, sebagai perajin binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Buru yang dinilai berhasil, minyak kayu putih La Iku sering direkomendasikan sebagai oleh-oleh bagi pejabat maupun tamu yang berkunjung ke Pulau Buru.

Untuk memberikan tanda keaslian dan kemurnian minyak kayu putih buatannya, La Iku berinisiatif memberikan label khusus berupa kulit pohon kayu putih sebagai kertas label yang dipasang pada botol dan tutup. Sedangkan sebagai pegangan digunakan tali dari daun lontar. "Saya berkeinginan untuk mematenkan kemasan agar tidak ditiru orang lain," kata La Iku.

Perajin baru

La Iku sebenarnya merupakan perajin baru dalam usaha penyulingan minyak kayu putih. Usaha tersebut baru ditekuninya pada akhir tahun 2000. Motif awalnya pun didasari atas sulitnya mencari pekerjaan yang memberikan keuntungan memadai saat itu.

Akibat konflik sosial di Ambon tahun 1999, usaha bengkel milik La Iku pun turut hancur. Pria kelahiran Ambon, 12 Maret 1950 dan berdarah Buton tersebut memilih mengungsi bersama keluarganya ke Pulau Buru, yang saat itu masih menjadi bagian dari Kabupaten Maluku Tengah.

Di situlah ia melihat adanya hamparan pohon kayu putih di pesisir utara Pulau Buru. Ini menggoda hatinya. Ternyata potensi yang sangat besar tersebut belum tergarap secara maksimal. Meskipun sudah banyak minyak kayu putih yang dijual di pasaran, tetapi konsumen selalu kebingungan untuk mencari minyak kayu putih yang asli.

Dengan tekad kuat untuk terus menghidupi anak dan istri, La Iku menyewa beberapa ratus hektar kebun kayu putih di Namlea. Untuk menambah bahan baku, daun kayu putih lainnya pun dibeli dari petani pemetik atau yang di Pulau Buru disebut pengurut daun kayu putih. Dengan satu ketel penyulingan, produksi minyak kayu putih pun dimulai.

Pengetahuan tentang penyulingan minyak kayu putih diperolehnya dari belajar secara mandiri. Alumnus sekolah teknologi menengah jurusan mesin tersebut tidak malu bertanya kepada para perajin minyak kayu putih yang sudah lebih dahulu menekuni usaha tersebut maupun dari penyuluh industri kecil dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Buru.

Pada masa awal usahanya, La Iku mampu mempekerjakan sekitar 50 karyawan dan menghasilkan sekitar 200 kilogram minyak kayu putih setiap bulannya. Dalam waktu 24 jam, ketel penyulingan miliknya mampu menyuling sebanyak empat kali yang menghasilkan 7-12 botol minyak kayu putih berukuran 620 mililiter, tergantung dari jumlah bahan baku yang tersedia. "Saya tidak pernah mimpi untuk menjadi perajin minyak kayu putih. Yang penting punya kemauan dan tekad," tutur La Iku.

Akan tetapi, produksi minyak kayu putih La Iku mulai menurun. Pasalnya, banyak kebun kayu putih di Namlea yang beralih fungsi menjadi gedung pemerintahan dan permukiman warga seiring pengembangan Namlea sebagai ibu kota Kabupaten Buru. Kini, sebulan rata- rata ia mampu memproduksi 150 kilogram minyak kayu putih.

Lepas dari tengkulak

La Iku bermimpi suatu saat nanti ada industri minyak kayu putih yang mau berinvestasi di Pulau Buru. Saat ini sebenarnya telah ada calon investor dari Jepang yang mau menanamkan modalnya untuk pengembangan usaha minyak kayu putih. Namun, karena sulitnya transportasi menuju Pulau Buru yang membuat pantauan usaha sulit dilakukan menyebabkan pembangunan industri itu tertunda.

Dalam waktu dekat ini La Iku berharap dapat menembus pasar industri minyak kayu putih di Pulau Jawa yang telah dikuasai para pedagang besar.

Menembus pasar industri minyak kayu putih merupakan upaya La Iku untuk membebaskan rekan-rekan perajin dan petani kayu putih yang rata-rata terjerat oleh para tengkulak yang menerapkan sistem ijon. Bukan saja untuk modal usaha, petani dan perajin pun terjerat utang untuk keperluan rumah tangga. Utang yang menumpuk membuat ketergantungan kepada tengkulak sulit dilepaskan.

Oleh Karena itu, jika berhasil menembus pasar minyak kayu putih yang telah dikuasai pedagang besar dan tengkulak, La Iku yakin kesejahteraan petani dan perajin minyak kayu putih dapat lebih terangkat. "Dari awal saya tidak mau menjual minyak kayu putih produksi saya kepada pedagang dan pengumpul karena percuma saja. Selain harganya rendah, keaslian minyak juga diragukan," ungkap La Iku.

Walaupun demikian, tekad keras dan keberhasilan usaha La Iku tak selamanya bebas dari rintangan. Pembakaran lahan kebun kayu putih yang selalu terjadi setiap musim kemarau turut meresahkannya dan para petani lainnya. Pembakaran tersebut biasanya sengaja dilakukan untuk mengurangi tingkat persaingan usaha. Namun, La Iku tetap yakin, suatu saat nanti minyak kayu putih produksi para petani dan perajin di Pulau Buru mampu menembus pasar industri.

Sumber : Kompas, Kamis, 3 Agustus 2006

0 comments:

 
Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger

© Newspaper Template Copyright by bukan tokoh indonesia | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks