"Desakralisasi" Jazz Jopie Item
Oleh : Frans Sartono
Gitaris Jopie Item (56) akan tampil di Java Jazz, awal Maret ini. Ini merupakan pemunculan pertama Jopie di perhelatan jazz akbar dalam lebih dari 25 tahun terakhir. Jopie, ayah penyanyi Audi itu, pernah populer di pentas jazz Tanah Air pada era 1970-an dan 1980-an ketika jazz begitu mencair dengan rasa pop.
Jopie Reinhard Item akan tampil dalam kelompok Jopie Item and Friends bersama Jimmy Manopo pada drum, Trie Utami (vokal), Nyong Anggoman (kibor), Darius Radjab (saksofon), Ating (bas), dan Yoram (perkusi).
"Kami ingin kasih tahu orang bahwa kami masih ada," kata Jopie yang beberapa kali diminta tampil di Java Jazz, tetapi mengaku belum siap itu.
Java Jazz 2007 merancang semacam retrospeksi atas beberapa tokoh jazz, termasuk Jopie Item. Pria kelahiran Manado, 20 Juni 1950, yang besar di Surabaya itu populer pada paruh kedua era 1970-an sebagai gitaris yang sering muncul pada acara Nada dan Improvisasi di TVRI. Ini adalah acara apresiasi jazz asuhan Jack Lesmana yang berhasil menebar benih selera dan referensi dengaran publik tentang jazz.
Alkisah, Jopie pernah nyaris tanpa job selama setahun pada 1974 di Jakarta. Sebelum itu ia melompat-lompat dari satu band ke band lain. Secara kebetulan ia bertemu Karim Suweleih, kawan lamanya sejak di Surabaya. Karim yang saat itu bergabung dengan Jack Lesmana Combo mengajak Jopie bergabung dengan Jack menggarap acara Nada dan Improvisasi untuk TVRI.
Dalam acara itu Jopie seperti dikembalikan pada habitat lama: jazz. Ia tumbuh dalam lingkungan jazz yang ditumbuhkan ayahnya, Lodi Item. Lodi adalah eksponen pada komunitas jazz Surabaya era 1950-an yang diramaikan Didi Pattirane, Bubi Chen, Maryono, Jack Lesmana, serta pencinta jazz Wim Gontha, ayah Peter Gontha.
"Karena Papa main jazz, maka jazz-lah yang banyak masuk telingaku. Tetapi, aku malah tak banyak dengar plat jazz. Aku lebih suka The Shadows, The Ventures," tutur Jopie menyebut band rock n’roll era awal 1960-an.
"Tersiksa lagi"
Akhir tahun 1979 Jopie tampil tetap di Captain’s Bar di Hotel Mandarin, Jakarta. Ia bermain bersama Chris Kayhatu, Yance Manusama, Rully Bachri, dan penyanyi Utha Likumahua. Mereka pada tahun 1980 membuat album Tersiksa Lagi. Rekaman didukung Karim Suweleih pada drum dan Embong Rahardjo pada saksofon.
Tersiksa Lagi populer di radio meski mengundang kontroversi karena dianggap jiplakan. Apa pun, lagu itu ikut meramaikan khazanah musik negeri ini pada era 1980-an yang saat itu dikenal dengan sebutan "pop jazzy". Ramai juga lagu-lagu dari Karimata, Jakarta Power Band, sampai Funk Section. Rien Djamain si Api Asmara itu populer lagi pada 1985 lewat lagu Kucoba Lagi.
Setelah itu, Jopie dan kawan-kawan bersama Utha Likumahua memopulerkan lagu Esok Masih Ada yang termuat dalam album "Bersatu dalam Damai" (1983). Jopie terus bekerja di belakang sukses lagu dengan kategori serupa, termasuk lagu Keraguan dari 2D lewat vokal Dian Pramana Poetra (1986).
Bukan gitaris jazz
Jopie sering disebut sebagai gitaris jazz. Namun, ia tidak pernah menyebut diri sebagai pemusik jazz. "Orang menyebut aku gitaris jazz karena aku terkelompok dengan Jack Lesmana. Aku bukan gitaris jazz. Aku ini gado-gado. Ada rock, pop, dan lainnya," kata Jopie.
Sebagai gitaris profesional sejak tahun 1964, Jopie pernah membuat album dengan berbagai ragam penyanyi dan jenis musik. Umur 14 tahun, ia datang ke Jakarta untuk menggantikan Lodi Item yang tak bisa mengikuti sesi rekaman di studio Irama di Cikini. Saat itu Jopie terlibat dalam rekaman album Lilis Suryani yang, antara lain, memuat lagu kondang Tiga Malam. Juga album piringan hitam Titik Puspa yang memuat lagu Si Hitam.
Jopie pernah bergabung dengan band 4 Nada sebelum A Riyanto bergabung. Bersama 4 Nada, Jopie pernah mengiringi Ernie Johan dalam album buatan tahun 1967 yang memuat lagu Berilah Daku Jawaban dan Kasih yang Pertama.
Sepanjang era 1960-1970 ia menjadi pemain gitar untuk rekaman album Oma Irama yang masih berstatus sebagai penyanyi solo. Jopie juga mendukung rekaman penyanyi Anna Mathovani, Ida Royani, Deddy Damhudi, sampai Elvy Sukaesih. Akhir 1970-an ia menjadi gitaris untuk rekaman penyanyi rock Duo Kribo, Mickey Marckellbach.
"Jadi, jazz bukan bidangku. Ilmu jazz saya cetek. Aku bukan ahlinya jazz," ungkapnya.
Jika ia pernah bereksperimen dengan jazz, meramunya dengan rock dan lainnya, itu karena Jopie memersepsikan jazz sebagai musik yang terbuka untuk eksplorasi artistik.
"Aku tidak melihat jazz dengan kacamata kuda. Semakin digali, semakin banyak dilakukan dengan jazz dan bisa digabung dengan musik apa saja," ujarnya.
Jopie melakukan semacam "desakralisasi" jazz. Di Java Jazz nanti, ia menempatkan jazz sebagai realitas musik yang boleh dan bisa dijamah setiap orang. Ia yakin, jazz akan mendefinisikan diri ketika dimainkan dan berinteraksi dengan pendengar.
***
BIODATA
Tentang Jopie Item
Nama: Jopie Reinhard Item
TTL: Manado, 20 Juni 1950
Istri: Aquanthie Evi Azizz
Anak:
- Angelina Alvareza
- Stevie Morley, gitaris
- Paula Allodya (Audi), penyanyi
- Rainaldy Ramadhan, gitaris
Sumber : Kompas, Senin, 26 Februari 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment