Joe, Sukses Bersama Karyawan
Oleh : Ilham Khoiri
Hanya bermodal kepercayaan, Joe Kamdani merintis bisnis kecil-kecilan. Sekitar 30 tahun kemudian, bisnis tersebut tumbuh menjadi perusahaan pemasaran dan distribusi peralatan perkantoran terkemuka di Indonesia. Semua itu diraih dengan prinsip membangun "Kesuksesan di atas kesuksesan" orang lain.
Joe Kamdani (70) duduk santai di ruangan besar di lantai 12 gedung Datascrip di kawasan Kemayoran, Jakarta, Jumat (19/1) lalu. Dari balik dinding kaca, tampak taman mungil di ruang tengah, dengan dua ayam kate yang bebas berkeliaran.
"Sekarang, saya jadi mentor saja. Kerjanya, memantau dan menyemangati anak-anak muda, yang bertanggung jawab atas operasional perusahaan," katanya dengan wajah berseri-seri.
Joe adalah Presiden Komisaris PT Datascrip, perusahaan pemasaran dan distribusi peralatan perkantoran terkemuka di negeri ini. Dengan ketekunan, optimisme, dan kejelian membaca pasar, dia mendirikan dan membesarkan bisnis itu. Kini, operasional perusahaan telah didelegasikan kepada generasi muda.
Datascrip memasarkan sekitar 5.000 produk, berupa sarana, mesin, dan peralatan kantor. Ada tujuh kantor cabang di kota besar di Tanah Air dengan total karyawan sekitar 850 orang. Salah satu keberhasilan perusahaan ini menjadi distributor tunggal kamera digital merek Canon di pasar negeri ini, serta membesarkan beberapa produk merek lain.
Kesuksesan
Joe juga mendirikan PT Matahari Alka, perusahaan besi pelat (sheet metal) yang memproduksi perabot kantor, seperti kursi, meja, atau dipan. Dengan sekitar 700 karyawan, pabrik Matahari di kawasan Cikarang, Bekasi, menghabiskan sekitar 1.000-1.500 ton besi pelat per tahun.
Apa bekal utama Joe dalam mengelola dua perusahaan itu? "Saya mendorong orang untuk berhasil, dan dengan keberhasilan itu, perusahaan juga ikut berhasil. Succeed above success, kesuksesan di atas kesuksesan orang lain," paparnya.
Bagi dia, perusahaan hanya berjalan efektif jika didukung kerja sama tim di semua karyawan. Keberhasilan atasan ditopang keberhasilan bawahan dalam melaksanakan tugas. Karena itu, atasan perlu menghargai dan mendorong bawahan agar bekerja lebih baik. Kesuksesan yang hakiki adalah sukses bersama, bukan mengorbankan orang lain demi meraih prestasi pribadi.
Prinsip manajemen itu diperoleh melalui proses panjang. Awalnya, Joe menjadi penguasa tunggal dan menangani semua urusan perusahaan. Saat unit usaha meluas, dia membentuk tim dan menyertakan karyawan dalam mengambil kebijakan. Pada perkembangan berikutnya, dia mendelegasikan operasional perusahaan kepada generasi muda.
Dua anaknya, Irwan Kamdani dan Winda Kamdani Mear, masing-masing menjadi Presiden Direktur Datascrip dan Matahari Alka. Regenerasi telah disiapkan lama agar kedua penerus itu mewarisi bisnis ayahnya dengan matang. Kali pertama masuk perusahaan, Irwan dan Winda diperlakukan sebagaimana karyawan lain, dengan memulai karier sebagai sales atau pemantau lapangan. Setelah menunjukkan kinerja yang baik selama 10 tahun lebih, barulah dua orang itu dipercaya pegang jabatan tinggi.
Kepiawaian mengelola usaha menempatkan Joe sebagai salah satu nominasi 10 pengusaha yang mendapatkan Enterprenuer of The Year 2002 dari Ernst & Young. "Hidup ini panggung sandiwara, dan semua orang punya peran. Saya bekerja keras untuk menjalani peran sebagai pengusaha secara maksimal," katanya bersemangat.
Naluri usaha
Joe Kamdani lahir di Bogor, Jawa Barat, 15 Januari 1937. Tahun 1940, dia mengikuti orangtuanya hijrah ke Jakarta dan tinggal di kawasan Kwitang. Usai menempuh pendidikan SD, SMP, dan SMA, dia pernah kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) di Jakarta. Namun, ia hanya bertahan setahun.
Naluri bisnis memang menonjol dalam diri Joe. Joe kecil sudah pintar mencari uang dengan menjajakan kue, berjualan rokok dan minyak lampu, atau membuka bengkel sepeda. Setelah mandek kuliah, dia merintis bisnis pemasaran alat-alat tulis kantor, seperti pensil, kertas karton, atau mesin ketik.
Usaha itu bermodal nol. Dia mengambil berbagai barang dari toko besar dengan janji akan menjualnya kepada orang-orang kantor. Saat dagangan itu laku, uangnya disetorkan ke toko, sambil mengambil sedikit keuntungan. "Jadi, bisnis itu benar-benar mengandalkan kepercayaan," tuturnya.
Tahun 1969, Joe mendirikan perusahaan penjualan alat kantor dengan nama PD Matahari. Namun, 10 tahun kemudian nama itu diubah jadi PT Datascrip, yang berkembang hingga sekarang. PT Matahari Alka didirikan tahun 1975.
Menjalankan dua perusahaan dengan karyawan sekitar 1.550 orang tidaklah mudah. Krisis ekonomi tahun 1997-1998 sempat membuat Datascrip dan Matahari Alka hanya berpikir untuk bertahan. Selama setahun itu, perusahaan terpaksa hanya memproduksi dan memasarkan barang, nyaris tanpa keuntungan. Saat sejumlah perusahaan gulung tikar, dua perusahaan itu bisa melewati krisis. "Jangan pernah kehilangan semangat," ujarnya.
Semangat itu masih ditunjukkan Joe sampai kini, dengan menggeluti beberapa olahraga yang tergolong keras, seperti ski air, selancar angin, atau menyelam. Tepat pada ulang tahun ke-70, Senin (15/1) lalu, Joe menunjukkan ketangguhan berselancar air di Danau Sunter, Jakarta. Pimpinan Museum Rekor Indonesia (Muri), Jaya Suprana, memberinya penghargaan sebagai pemain ski air tertua (70 tahun) di Indonesia.
Sumber : Kompas, Selasa, 30 Februari 2007
Jun 8, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment