Jun 20, 2009

James Yee : Kapten James Yee, Korban Paranoid Washington

Kapten James Yee, Korban Paranoid Washington
Oleh : L Sastra Wijaya*

Dia adalah ulama Muslim pertama yang dikirim untuk mendampingi para tahanan di Teluk Guantanamo, di Kuba. Namun, ia kemudian dijatuhi tuduhan melakukan pengkhianatan dan pemberontakan terhadap negara, membantu musuh, dan melakukan tindakan mata-mata.

Semua tuduhan itu bila terbukti bisa membawanya menjalani hukuman mati. Namun, semua tuduhan itu kemudian tidak terbukti. Tetapi, itu pun setelah dia mengalami hal yang sama, menjadi tahanan di Guantanamo, dan akhirnya diberhentikan dengan hormat dari militer Amerika Serikat.

Itulah pengalaman yang ditulis oleh Kapten James Yee dalam bukunya, For God and Country (Untuk Tuhan dan Negara) yang diterbitkan bertepatan dengan hari raya Idul Fitri, 4 November lalu.

Pada awalnya, James Yee hampir tidak percaya bahwa dia dikenai tuduhan tersebut. Namun, akhirnya dia harus menjalani tahanan selama 76 hari di Guantanamo.

Mereka tidak peduli bahwa pangkat saya kapten, lulusan West Point, akademi taruna paling bergengsi di Amerika Serikat. Mereka tidak peduli bahwa dalam kepercayaan Islam saya tidak memperbolehkan telanjang di hadapan orang tidak dikenal. Mereka tidak peduli bahwa belum ada dakwaan resmi yang dijatuhkan. Mereka tidak peduli bahwa istri dan anak-anak saya tidak tahu di mana keberadaan saya. Dan, pasti saja mereka tidak peduli saya adalah warga Amerika yang sah, dan di atas segalanya, tidak bersalah.

Itulah yang dirasakan oleh James Yee ketika dia dimasukkan ke dalam tahanan. Cukilan buku James Yee itu baru-baru ini dimuat di mingguan Inggris The Sunday Times.

Keterlibatan James dengan Guantanamo dimulai enam bulan setelah peristiwa 11 September 2001. Pada awalnya dia keberatan ditugaskan di Guantanamo karena istrinya, Huda, dan putrinya, Sarah, baru saja tiba di Amerika Serikat dan harus menyesuaikan diri dengan kehidupan di sana.

James Yee sebenarnya bukan dilahirkan sebagai warga Muslim. Dia adalah generasi ketiga warga China yang pindah ke Amerika Serikat, yang pertama kali beremigrasi di tahun 1920-an.

Pada awalnya dia mengikuti jejak orangtuanya dibesarkan sebagai warga Protestan Lutheran. Perjumpaannya dengan Islam terjadi ketika dia berlibur ke Suriah dan bertemu calon istrinya, Huda, setelah lulus dari akademi taruna West Point. Di Suriah itulah James kemudian menghabiskan waktu selama empat tahun untuk belajar Islam dengan serius.

Dia pernah bertugas selama Perang Teluk pertama di Irak, kemudian diizinkan oleh militer Amerika Serikat untuk menunaikan ibadah haji di Mekkah. Sekembalinya dari Tanah Suci, James Yee baru melihat ternyata tidak ada perwira ulama Muslim guna membantu militer Amerika.

Menurut James Yee, kejahatan yang dilakukannya di Guantanamo adalah dia mencoba memastikan bahwa para tahanan Taliban dan Al Qaeda yang berada di sana diberi kesempatan untuk menjalankan ibadah sesuai dengan kepercayaan mereka, salah satu hak paling dasar yang dijamin oleh konstitusi Amerika Serikat.

Menurut James, orang yang mengakibatkan dan merekayasa semua tuduhan terhadapnya adalah Mayor Jenderal Geoffrey Miller, Komandan Kamp X-Ray di sana.

Memecah belah

Selama menjadi ulama Muslim dan membantu para tahanan, James banyak melihat berbagai pelanggaran yang dilakukan para penjaga di sana dalam usaha mereka untuk menundukkan para tahanan.

Hukuman yang semula dijatuhkan terhadap sekitar 600 tahanan di sana juga dirasakan oleh James Yee.

Militer Amerika Serikat juga berusaha memecah belah keluarganya, dengan memberi tahu istrinya, Huda, bahwa James menyeleweng dengan wanita lain.

Tidak mengherankan bila di suatu hari Huda menelepon dan mengatakan dia hendak bunuh diri dengan pistol yang sudah diarahkan ke kepalanya. Untung saya masih bisa membujuknya dan kemudian menelepon polisi untuk mendatangi rumah saya guna menyita pistol tersebut, demikian ungkap James Yee.

Sampai kemudian dinyatakan bebas tahun lalu, setelah mengajukan banding, James Yee pernah dituduh sebagai bagian dari jaringan mata-mata terbesar dalam sejarah Amerika. Dia juga dituduh melakukan perselingkuhan dan memiliki bahan-bahan pornografi.

Semua hal tersebut tidak terbukti. Dan, di bulan April 2004, James Yee diberhentikan dengan hormat dari dinas militer. Namun, dia tidak mendapatkan permintaan maaf secara resmi dari militer Amerika Serikat.

Menurut James Yee, dia hanya menjalankan tugas, mendampingi para tahanan di Guantanamo. Dia menjadi terlalu dekat dengan para tahanan, hal yang tidak disukai oleh militer Amerika.

James Yee merasa dia telah menjadi korban sikap paranoid jajaran militer Amerika Serikat. Padahal, tugas saya hanyalah ingin mengabdi kepada negara dan Tuhan.

*L Sastra Wijaya, Kontributor Kompas dan Penyiar BBC di London

Sumber : Kompas, Selasa, 15 November 2005

0 comments:

 
Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger

© Newspaper Template Copyright by bukan tokoh indonesia | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks