"Ikan" Itu Tidak Berenang Lagi
Oleh : Irving R Noor
Bagi kebanyakan orang, mundurnya Ian Thorpe dari kolam renang dirasa mengejutkan. Betapa tidak, pada usia 24 tahun dan sarat prestasi, Thorpe mengumumkan mundur dari cabang olahraga yang ikut membesarkan namanya itu.
Thorpe yang dijuluki si "Flipper" atau si "Thorpedo" mengumumkan mundur pada 21 November 2006 di Sydney, Australia. Sebenarnya, desas-desus sudah terbetik tahun 2005 saat dia memutuskan tidak ambil bagian di sebuah Kejuaraan Renang Dunia. Alasan yang disebutkan kubu Thorpe kala itu, perenangnya sedang mengisi ulang "baterai"-nya.
Namun, pada 7 Maret 2006, Thorpe kembali menyatakan tidak bisa tampil di pentas olahraga Persemakmuran di Melbourne, Australia. Kubu Thorpe kembali dituntut memberikan alasan. Saat itu, Thorpe disebutkan menderita sakit misterius dan juga bronchitis.
Puncak dari kesemuanya itu, Thorpe akhirnya membeberkan persoalan mengapa dia mundur dari renang. Bagi kebanyakan orang maupun penggemarnya, keputusan mundur yang disampaikan Thorpe dinilai nekat.
Bertubi-tubi pertanyaan dilontarkan saat Thorpe mengadakan jumpa pers. Di antaranya, bagaimana bisa seorang bintang mundur pada usia puncak prestasi? Bahkan, Thorpe dituduh mengempaskan harapan banyak orang Australia, termasuk lawan-lawannya yang menunggu di pertarungan paling bergengsi di Olimpiade Beijing 2008.
Tentu saja, berhentinya Thorpe sebagai perenang juga menjadi perbincangan hangat di Eropa dan China. Berita mundurnya Thorpe, sebagaimana diketengahkan kantor berita Reuters, menjadi berita utama sejumlah koran di China yang bakal menjadi tuan rumah Olimpiade tahun 2008. Thorpe yang dinilai sebagai ikon di cabang renang bakal mengurangi persaingan ketat perebutan medali emas di Beijing 2008 nanti.
Goyahkah Thorpe akan keputusannya itu? Ternyata tidak! Perenang yang memecahkan 13 rekor baru dunia individual serta merengkuh lima medali emas di empat nomor lomba berbeda di dua Olimpiade, Sydney 2000 dan Atlanta 2004, dengan tegar menjawab semua pertanyaan. Dia bahkan terlihat amat rileks.
Thorpe yang mengenal renang sejak usia lima tahun menyatakan, dirinya sudah sampai di pengujung karier.
Kakak kandung
Thorpe menyukai renang ketika dia menemani kakak kandungnya Christina berlatih renang. Saat itu, si kecil Thorpe berkomentar, berenang itu tidak mudah. Apalagi dia didiagnosa alergi zat chlorine. Untuk mengantisipasi hal itu, hidung Thorpe dijepit dengan jepitan hidung dan berenang dengan kepala di atas air. Beruntunglah penyakit alerginya berkurang dan Thorpe untuk pertama kalinya merebut juara di akhir usia sembilan tahun.
Ibu Thorpe, Margaret adalah guru sedangkan ayahnya Ken adalah seorang tukang kebun. Tetapi, Thorpe yang lahir pada 13 Oktober 1982 di Sydney, menjadi piawai di kolam renang karena bimbingan kakak kandungnya Christina dan pelatih renang Tracey Menzies. Prestasi besar terus direngkuh Thorpe. Sampai suatu ketika dia diterpa sakit migrain.
Puncak sakit migrain dirasakan Thorpe tahun 1999 saat dia memecahkan rekor dunia renang baru di Hongkong. Dari kejadian itu, selama empat bulan di awal tahun 2000, Thorpe dilanda sejumlah masalah.
Tangannya cedera. Dia juga dituduh mengonsumsi obat terlarang oleh seorang pelatih renang dari Jerman. Thorpe kemudian juga digoyang karena memakai pakaian renang yang dinilai menguntungkan dirinya. Pakaian renang kontroversial yang dipakai Thorpe kala itu disebut "pakaian kodok" atau "Mr Condom."
Atas berbagai terpaan itu, perenang dengan tinggi badan 1,94 meter ini tidak goyah. Prestasinya bahkan terus melejit. Di Olimpiade Sydney, Thorpe memperlihatkan kedigdayaannya dengan merebut tiga medali emas di 400 meter gaya bebas, 4X100 meter gaya ganti bebas dan 4X200 meter gaya ganti bebas. Lalu di Olimpiade Athena empat tahun kemudian, Thorpe merebut dua medali emas di nomor 400 meter dan 200 meter gaya bebas.
Kalau saja dia merebut satu medali emas di Olimpiade Beijing 2008 maka namanya akan sejajar dengan perenang pendahulunya yakni Mark Spit, Matt Biondi dan Alexander Popov. Sebagaimana atlet punya yang nama besar, kekayaan kemudian mengiringinya.
Legenda
Begitu banyak tawaran. Dari menjadi model sampai tawaran menjadi bintang iklan. Thorpe bahkan sempat muncul di catwalk bersama si petenis cantik asal Swiss Martina Hingis, juara tiga kali Australia Open. Pundi-pundi Thorpe bertambah tebal. Dia bahkan merambah ke dunia televisi dan menjadi komentator.
Dia adalah legenda. Itu komentar rival Thorpe dari Belanda, Pieter van den Hoogenband. "Adalah menyenangkan berlomba dalam sejarah renang bersama dia," tambah Hoogenband yang merasa begitu kehilangan.
"Thorpe tidak sendiri," kilah Shane Gold yang mundur dari kolam renang saat berusia 16 tahun. Gold yang merebut tiga medali emas di Olimpiade Munchen 1972 menyebutkan, keputusan Thorpe untuk mundur adalah langkah yang tepat.
Rekan Thorpe, Dawn Fraser juga bisa mengerti kenapa Thorpe mundur. "Adalah sesuatu yang egois apabila saya minta dia terus berenang. Thorpe tahu persis kapan harus berhenti," ujar Fraser, salah satu dari dua perenang wanita Australia yang juga ambil bagian di Olimpiade.
Terlalu banyak pilihan Bagi Thorpe, entah sebagai aktor, perwakilan PBB, tamu di acara televisi atau berpolitik. "Untuk saat ini saya ingin rileks dan melupakan kolam renang," kata Thorpe dengan senyum lebar.
Sumber : Kompas, Jumat, 24 November 2006
Jun 10, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment