Jun 25, 2009

Herdiana Kiehl : Naik Ojek Keluar Masuk Desa

Naik Ojek Keluar Masuk Desa
Oleh : FX Puniman

Bila sebelumnya lebih dari 10 tahun ia hidup enak, segala keperluannya terpenuhi tanpa harus bersusah payah, mengikuti tugas suaminya di berbagai negara, kini ia keluar masuk desa naik ojek di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.

Dengan ojek itu dia melihat sekolah dasar (SD) yang rusak parah, bahkan ambruk, tetapi belum diperbaiki Pemerintah Kabupaten Bogor karena dananya belum dialokasikan. Dia mengupayakan perbaikan dan mengontrol sejauh mana bangunan yang dananya diupayakan dengan susah payah itu dipelihara dengan baik.

Itulah yang dilakukan mantan pengacara lulusan Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan Bandung tahun 1988, Herdiana Kiehl (42), saat ini. Kegiatan golfnya dikurangi, demikian pula kegiatan renangnya. Ia mengaku, ketika usianya mencapai 40 tahun dan telah lebih dari 10 tahun mendampingi suaminya, Michael Kiehl, yang menjadi General Manager Hotel Hyatt International di berbagai negara, baru kini ia merasakan hidup bahagia.

Kebahagiaan itu bukan karena kehidupannya serba berkecukupan bersama suami dan anak tunggalnya, Cinta Kiehl (11), dan tinggal di perumahan mewah Rancamaya, Bogor.

”Saya merasa bahagia karena bisa mulai berupaya memperbaiki dan membangun gedung sekolah yang rusak dan roboh agar proses belajar anak-anak berlangsung nyaman, membantu meningkatkan kesejahteraan guru honor, dan memberi bea- siswa murid-murid dari golongan tak mampu,” kata Herdiana yang lahir di Subang, 11 September 1963. Hal itu dikemukakan Herdiana seusai mendatangi sebuah SD yang akan dibangun setelah lebih dari dua tahun rusak parah.

Anak ketiga dari empat bersaudara yang semuanya perempuan dari pasangan Marsekal Pertama Herman Yoseph Soekarsono (almarhum) dan Rusminah ini lahir di daerah tempat tugas ayahnya yang terakhir, saat menjabat sebagai Komandan Jenderal Komando Pasukan Khas TNI AU, yang kemudian gugur akibat kecelakaan di Sanggabuana pada tahun 1980.

Uang pribadi

Dua tahun lalu ketika jalan-jalan di pedesaan, Herdiana terenyuh melihat kenyataan di seputar tempat tinggalnya. Sejumlah sekolah rusak parah, bahkan ada yang sudah rubuh bertahun-tahun. Murid-murid terpaksa belajar secara bergiliran menggunakan lokal kelas yang masih utuh. Ada pula bangunan sekolah yang membuat cemas para murid karena sewaktu-waktu langit-langit kelas itu dapat ambruk.

Tanpa menyalahkan siapa pun, termasuk pihak Pemerintah Kabupaten Bogor yang belum mampu mengalokasikan dana, Herdiana mulai berkiprah dengan mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli Pendidikan. Dana kegiatan semula berasal dari uang tabungannya ketika bekerja menjadi pengacara. Kini ia sudah mendapat mitra, yakni Rotary Club International Menteng Jakarta. Sebelumnya, kelompok Harley Davidson ikut juga mendukung kegiatannya.

Sampai pertengahan Juni lalu, Herdiana yang menjadi Koordinator Peduli Pendidikan ini mengemukakan telah membangun tujuh bangunan sekolah (satu SMP dan enam SD) berikut bangku sekolah yang bernilai sekitar Rp 120 juta per sekolah.

Di desa tetangganya, Herdiana, mengutip keterangan aparat Kecamatan Cijeruk, menyebutkan, sekitar 50 persen dari 38 SD perlu diperbaiki.

”Kami memprioritaskan SD yang paling parah yang akan diperbaiki. Kini dua donatur di luar Rotary Club, yakni Pemerintah Australia dan Kanada melalui kedutaannya di Jakarta, siap membantu kegiatan kami. Bukan hanya di dunia pendidikan, tetapi kedua pemerintah itu juga akan membantu di bidang kesehatan,” kata Herdiana. Dia juga berniat akan membangun balai kesehatan di pedesaan yang banyak anak balitanya menderita gizi buruk.

Herdiana—menikah dengan Kiehl yang berkebangsaan Jerman pada tahun 1988 di Jakarta—berangan-angan memperbaiki SD yang rusak dan ambruk se-Kabupaten Bogor.

”Suami saya semula meragukan kemampuan saya dan tidak mendukung kegiatan saya. Namun, begitu saya buktikan saya mampu bekerja, dia mendukung dan membantu dana juga,” kata Herdiana seraya menambahkan, suaminya kini berusaha mandiri sebagai konsultan hotel tingkat internasional. Sementara ibu Herdiana kini menjalani masa tuanya di perumahan pensiunan AURI Cendrawasih Bandung sebagai pengurus yayasan janda-janda AURI dan yayasan kematian Sekar Kenanga.

Sumber : Kompas, Rabu, 3 Agustus 2005

0 comments:

 
Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger

© Newspaper Template Copyright by bukan tokoh indonesia | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks