Jun 20, 2009

Erwan dan Radio di Pedalaman

Erwan dan Radio di Pedalaman
Oleh : C Anto Saptowalyono

Carilah jalan. Jikalau tak kau temukan jalan, maka buatlah jalan. Bagi Erwan, warga Desa Baun Bango, Kecamatan Kamipang, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, ungkapan ini seolah termodifikasi menjadi carilah hiburan. Jikalau tak kau temukan hiburan, maka buatlah hiburan.

Menyadari minimnya hiburan di pedalaman Katingan, bermodal uang Rp 6 juta Erwan mencoba merakit instalasi radio dan sekaligus pemancar tiang tunggal setinggi 21 meter. Maka jadilah radio Asbun FM dengan penyiar tunggal Wiwin, istri Erwan.

Meski bangunannya hanya berupa bilik kayu ukuran 4 x 3 meter, kemeriahan ruang siar Asbun FM yang mengudara di frekuensi 97,45 FM ini tidaklah kalah dibandingkan dengan stasiun radio di perkotaan.

Karena orang Dayak terkenal memiliki sifat riang—suka menyanyi dan menari—tak heran apabila stasiun radio mini berdaya jangkau empat desa (radius sekitar 10 kilometer persegi) milik Erwan ini tidak pernah surut dari pendengar dan pengunjung, khususnya di acara karaoke.

Pengunjung dapat menyanyikan lagu pilihannya di ruang siaran, yang kemudian langsung disiarkan ke pendengar di empat desa sekitar. Sekali menyanyi, tiap pengunjung dikenai tarif karaoke Rp 1.000 per lagu.

Karena di pedalaman sulit mencari sponsor atau iklan, Asbun FM menggantungkan pemasukannya dari acara karaoke di udara ini. Rating acara ini cukup menjanjikan karena dalam sehari minimal ada 50 pengunjung yang berkaraoke.

Artinya, dalam sehari pemasukan radio tersebut mencapai Rp 50.000 atau setara Rp 1,5 juta per bulan. Dengan biaya rekening listrik per bulan rata-rata Rp 40.000, Erwan optimistis masa depan Asbun FM miliknya ini cukup menjanjikan.

”Senang juga karena tiap hari radio ini dikunjungi puluhan warga pedalaman sehingga kami bisa menggembirakan warga yang kurang hiburan,” kata Erwan di Baun Bango ketika dikunjungi Kompas sekitar pertengahan bulan Desember lalu.

Pernah di satu malam sejumlah warga pedalaman Katingan dengan menumpang 21 perahu kelotok bersandar di sekitar bilik Asbun FM untuk menikmati karaoke, sambil melihat para penyanyi yang notabene adalah tetangganya sendiri.

Minim suplai listrik

Satu-satunya kendala radio Asbun FM di pedalaman, kata Erwan, adalah minimnya suplai daya listrik. Sebagai gambaran, setiap harinya listrik di Baun Bango hanya menyala dari pukul 17.00 hingga 05.00.

Tak kurang akal, Erwan menggunakan empat aki untuk menyimpan listrik. Namun, tak jarang radio Asbun FM nyaris tidak bisa melanjutkan siaran apabila di siang hari banyak yang menyanyi karaoke.

Pasalnya, di acara karaoke itu peranti elektronik, seperti mixer, VCD player, dan televisi yang menampilkan gambar dan teks lagu, berada pada posisi menyala. Apabila ini terjadi, para pengunjung terpaksa masuk dalam daftar tunggu untuk menyanyi di malam hari, saat listrik sudah menyala kembali.

Keberadaan radio di pedalaman seperti Asbun FM terbukti juga mampu menjadi jembatan informasi bagi masyarakat. Sebagai gambaran, koran-koran lokal di Kalteng baru sampai di Baun Bango setiap lima belas hari sekali. Karena itu, sekali datang langsung sebanyak 15 eksemplar. Otomatis, informasi yang diterima warga melalui surat kabar pun sudah tidak lagi hangat. Di celah inilah radio pedalaman seperti Asbun FM ambil peranan.

Tiap pagi Asbun FM menyiarkan berita TVRI secara relai. Demikian pula informasi dari instansi pemerintah atau lembaga lain untuk penduduk Kecamatan Kamipang sering disampaikan melalui corong radio pedalaman ini.

”Khusus untuk informasi bagi masyarakat yang sifatnya sosial, kami tidak memungut biaya. Kalau berita keluarga, kami tetapkan tarif Rp 5.000. Itu pun kami siarkan berulang kali,” kata lelaki kelahiran 13 Agustus 1967 ini.

Di siang hari juga ada acara pilihan pendengar. Pengunjung dapat membeli tiga lembar kartu atensi seharga Rp 1.000 yang dapat digunakan untuk memilih lagu dan alamat yang dituju. Kartu atensi ini bersifat seperti voucer belanja sehingga dapat digunakan setiap saat sesuai dengan kebutuhan.

Namun, karena hanya dikelola Erwan dan istrinya, ragam acara selain karaoke di Asbun FM sangat fleksibel. Tak heran apabila di dinding bilik radio tersebut tercantum nota bertuliskan: acara dapat berubah tanpa harus adanya pemberitahuan dan jika dianggap perlu.

Meski saat ini hanya mampu melayani pendengar di radius empat desa wilayah Kecamatan Kamipang, eksistensi Asbun FM telah dikenal di luar daerah. Ketika mengunjungi Kecamatan Tasik Payawan yang berjarak sekitar 60 kilometer dari Baun Bango, seorang warga berujar, ”Kalau pergi ke Baun Bango, sempatkan menyanyi di Asbun FM.”

Sumber : Kompas, Jumat, 23 Desember 2005

0 comments:

 
Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger

© Newspaper Template Copyright by bukan tokoh indonesia | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks