Jun 26, 2009

Bella Diniyah Putri : Pemimpin Muda yang Jago Pidato

Pemimpin Muda yang Jago Pidato
Oleh : Elok Dyah Messwati

Suara Bella Diniyah Putri (13) tegas dan lantang. Dengan berani, tanpa malu dan ragu, dia mengutarakan isi pikirannya di hadapan anak-anak seusianya maupun orang dewasa. Lewat kemampuannya berpidato, ceramah, dan berdakwah, Bella menyuarakan hak-hak anak.

Menyimak intensitas aktivitasnya sejak berusia sembilan tahun itulah, Unicef pada hari Kamis (21/7/2005) di kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Jakarta, memberikan penghargaan ”Pemimpin Muda Indonesia” kepadanya.

Tidak hanya Bella, ada dua remaja lain yang juga menerima penghargaan yang sama, yakni Ady Juanda (15) dari Padang, Sumatera Barat, dan Asti Utami (17) dari Palembang, Sumatera Selatan. Ady dipilih karena terlibat aktif dalam mempromosikan hak reproduksi anak agar terlindungi dari kekerasan seksual. Sedangkan Asti sering memfasilitasi berbagai forum anak dan menjadi narasumber isu-isu hak anak.

Total ada 65 anak dari 17 provinsi di Indonesia yang dicalonkan oleh berbagai kelompok untuk mengikuti seleksi. Kepala Perwakilan Unicef di Indonesia, Dr Gianfranco Rotigliano, menyatakan, ”Tiga anak yang dipilih sudah melakukan banyak hal di lingkungannya.”

Pemberian penghargaan terkait dengan peringatan Hari Anak Nasional pada 23 Juli 2005 ini sangat membanggakan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dr Meutia Hatta Swasono. ”Ibu bangga kalian berhasil menjadi pemimpin muda terbaik di antara temantemanmu yang lain dan mampu menyebarluaskan Konvensi Hak Anak dengan berbagai cara,” kata Meutia.

Mengenal hak anak

Bella yang lahir pada 26 Maret 1992 itu berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya, Ribut Riwayatno, adalah petani sekaligus pamong desa Parerejo, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Tenggamus, Lampung. Ibunya, Sri Nurambari, guru sekolah dasar (SD) honorer di daerah Tanggamus.

Sejak setahun lalu Bella tinggal di Pondok Pesantren Putri Nurul Huda Pringsewu, Tanggamus, dan bersekolah di Madrasah Tsanawiyah Negeri Pringsewu kelas II. Sehari-hari aktivitasnya belajar agama, les pelajaran, dan kursus bahasa Inggris. Sejak SD ia selalu mendapat peringkat pertama di kelasnya.

Tahun 2002 Bella mulai mengenal hak-hak anak dan memasyarakatkan hak-hak anak tersebut melalui beberapa kegiatan di Komisi Anak di desanya, di mana ia terpilih menjadi ketuanya. Komisi Anak ini didampingi oleh Lembaga pemerhati anak Bina Lestari yang berafiliasi dengan Christian Children’s Fund (CCF) Indonesia. Pemasyarakatan hak-hak anak antara lain lewat kegiatan sanggar tari, musik tradisional, rebana, dan kegiatan olahraga.

Di samping aktivitas itu semua, Bella menyimpan bakat berpidato/ceramah. Bermula saat ia masih kelas IV SD dan memenangi lomba pidato, ia kemudian sering diundang ceramah dan sejak setahun lalu ia mulai berdakwah sebagai dai anak.

Bella menyosialisasikan hak-hak anak di berbagai komunitas, di mesjid-mesjid, hajat khitanan, pernikahan, kelahiran bayi, dan terus mempromosikan isu-isu hak anak.

Mengapa Bella tertarik menyuarakan hak-hak anak?

”Soalnya di lingkungan saya sendiri ternyata masih banyak terjadi pelanggaran hak-hak anak. Ada orangtua yang masih mengharuskan anaknya untuk menuruti perintah mereka, masih ada guru di sekolahnya yang melakukan kekerasan kepada anak didik dengan menggunakan kata-kata yang justru semakin menekan batin anak,” paparnya lancar.

Menurut Bella, jika anak ditekan seperti itu, lama-lama dia bisa minder. ”Itu memengaruhi mental,” ujar anak yang bercita-cita menjadi dokter sekaligus pekerja sosial ini.

Lebih dewasa

Bella yang selalu dipilih menjadi ketua, baik ketua kelas, ketua OSIS, maupun Ketua Komisi Anak, dipandang teman-temannya sangat dewasa untuk ukuran anak seusianya. ”Badanmu kecil, tetapi pikiranmu kayak orang dewasa. Begitu kata teman saya,” ucap Bella.

Kemampuannya berbicara dan pengetahuannya yang luas didapat dari banyak membaca buku, arahan orangtua dan pendamping-pendampingnya di Bina Lestari dan CCF Indonesia.

Ke depan, Bella ingin tetap terus memasyarakatkan hak-hak anak. Ia ingin terus berjuang karena prihatin melihat kondisi anak-anak di Indonesia yang masih belum bisa menikmati haknya, yang tidak bisa mendapatkan pendidikan, yang tidak bisa mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapatkan.

”Saya ingin tetap memperjuangkan agar mereka bisa memperoleh apa yang seharusnya bisa mereka peroleh sebagai seorang anak. Untuk memperjuangkan ini saya mohon dukungan dan perhatian,” kata Bella yang akan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada puncak peringatan Hari Anak Nasional, 24 Juli 2005.

Sumber : Kompas, Jumat, 22 Juli 2005

0 comments:

 
Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger

© Newspaper Template Copyright by bukan tokoh indonesia | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks