Artika Sari Devi, Mempromosikan Indonesia dengan Kecantikan
Oleh : M Clara Westi
SEUSAI final pemilihan Miss Universe 2005 Thailand, akhir Mei lalu, puluhan wartawan menunggu turunnya para putri finalis di lobi Hotel Dusit Thani untuk wawancara. Satu per satu para putri itu turun, diwawancara dan dipotret oleh wartawan. Namun, Artika Sari Devi (25), Miss Indonesia Universe, tidak kunjung turun. Sampai acara pemotongan kue berakhir-yang merupakan tanda penutupan acara itu dari pihak hotel-Artika tidak turun juga. Rupanya Artika sedang sedih. Dia merasa perlu menangis agar semua beban batinnya hilang.
Lima menit sebelum acara final berlangsung, Artika mendapat SMS dari salah seorang temannya, di internet ada foto dia nyaris telanjang. Artika sangat terpukul karena SMS ini merupakan klimaks dari beban psikis yang selama tiga minggu terakhir mengganggu dia. "Aku sangat terpukul. Aku tahu itu pasti bukan aku, tetapi hasil rekayasa. Atau foto orang lain yang mirip dengan aku. Rasanya aku ingin berteriak, tetapi tidak bisa karena harus segera tampil di panggung," tutur Artika memelas.
Beban dara ini memang berat. Beberapa saat sebelum berangkat-ini sudah "langganan"-terjadi pro dan kontra. Alasan pro dan kontra pun juga "langganan": soal pakaian renang.
Berangkat dengan suara-suara pro dan kontra-terlebih dikaitkan dengan hal- hal peka-tentu saja membuat Artika gamang. "Terus terang aku iri dengan teman-teman dari negara lain. Mereka sangat didukung oleh masyarakat dan pemerintahnya. Sementara aku merasa sendirian. Untunglah, mereka sangat baik dan mendukung aku. Setiap kali aku menangis, mereka memeluk dan berusaha menghibur aku," cerita Artika, yang berat badannya susut tiga kilogram karena stres.
Perhatian dari teman, sesama kontestan, dan panitia Miss Universe ini agaknya membuat Artika jadi percaya diri. Dengan teguh dia ikuti semua kegiatan yang dijadwalkan panitia dan mengakhirinya dengan sukses. Artika menjadi Top Asia karena dia satu-satunya dari Asia yang masuk 15 besar dalam pemilihan ratu kecantikan itu.
MENDAPAT kesempatan bisa ambil bagian dalam kontes Miss Universe 2005 sama sekali tidak pernah dibayangkan oleh putri kelahiran Pangkal Pinang, 29 September 1979. Apalagi, sejak kecil dia tidak pernah ikut yang namanya lomba seperti itu. Dunia panggung, seperti menjadi peragawati, model iklan, dan penyanyi, sangat jauh dari keseharian Artika.
Lahir sebagai anak kedua dari empat bersaudara pasangan Kusmayadi (55) dan Poppy Diah Retnowulan (52), Artika tumbuh sebagai gadis yang mempunyai rasa cinta yang besar pada lingkungan sekitarnya.
Sejak dia menjadi mahasiswa di Universitas Islam Indonesia, dia sudah terbiasa menjadi guru sukarelawan bagi anak-anak jalanan di Yogyakarta. Bersama teman-temannya, dia juga mendirikan rumah baca buat anak-anak di Baciro, Yogyakarta. Kegiatan ini terus dilakukan sampai dia mengambil program Magister Kenotariatan di Universitas Gadjah Mada.
"Suatu hari Mama menelepon, mau tidak aku ikutan dalam pemilihan Putri Bangka Belitung (Babel- Red). Aku bingung juga, soalnya aku tidak punya pengalaman ikut lomba- lomba seperti itu. Tetapi aku pikir, tidak ada salahnya dicoba. Eh, ternyata aku terpilih sebagai Putri Babel 2004," kenang Artika.
Menjadi Putri Babel, menurut Artika, merupakan kesempatan untuk mempromosikan Provinsi Babel. "Tidak banyak yang tahu Babel sekarang sudah menjadi provinsi sendiri, bukan bagian dari Riau lagi. Banyak sekali potensi alam dan pariwisata Babel yang bisa dikembangkan," ujarnya menambahkan.
Setelah menjadi Putri Babel, kemudian Artika terpilih lagi menjadi Putri Indonesia 2004, mengalahkan putri-putri dari provinsi lain yang ikut dalam kontes kecantikan yang diselenggarakan oleh Yayasan Putri Indonesia.
Dengan kemenangan ini Artika berharap bisa melenggang untuk terjun ke dunia anak, terutama anak jalanan. "Aku sangat berharap semakin banyak yang bisa aku lakukan untuk mereka. Paling tidak, aku mempunyai kesempatan untuk berkenalan dengan banyak pihak yang bisa membantu aku bekerja untuk anak," kata Artika, yang bercita-cita bisa bekerja di Komisi Nasional untuk Anak.
BERBEDA dengan Putri Indonesia sebelumnya, Artika mendapat kesempatan untuk menjajal kontes Miss Universe 2005 di Thailand. Bagi Artika, kesempatan ini sangat berarti karena banyak pelajaran yang bisa diambil dengan mengikuti ajang ini.
"Aku dibawa ke berbagai tempat di Thailand. Aku lihat, Thailand memang sangat maju soal pariwisatanya. Seluruh masyarakat Thailand mempunyai kesadaran yang tinggi untuk memajukan pariwisata. Di satu pihak aku juga melihat Thailand menghadapi dilema yang sangat berat. Yakni, angka penderita HIV/AIDS- nya makin tinggi," ujar Artika.
Dia juga menilai, untuk mendukung pemulihan pariwisata Pemerintah Thailand telah membuat sistem deteksi dini untuk tsunami. "Mereka juga telah membuat rumah sakit khusus terapi psikis para korban tsunami. Semuanya dibuat dari bantuan asing yang mereka terima," cerita Artika yang juga pernah seminggu tinggal di Aceh membantu para korban tsunami.
Selain belajar, Artika memakai kesempatan ini untuk menjelaskan kondisi Indonesia yang sebenarnya kepada negara lain. "Aku berulang kali ditanya soal korupsi dan pengeboman. Apakah aman bagi orang asing untuk pergi ke Indonesia. Aku jelaskan pada mereka, kejadian seperti itu bisa terjadi di mana saja, tidak hanya di Indonesia. Tetapi, harus dilihat juga keberhasilan yang dicapai bangsa Indonesia, yakni pemilihan presiden secara langsung. Bagi Indonesia, pemilihan ini merupakan prestasi yang luar biasa karena Indonesia sedang belajar demokrasi. Apalagi Indonesia memiliki populasi terbesar ketiga di dunia. Aku melihat harapan cerah pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Indonesia akan semakin maju," jelas Artika.
Selama di Thailand, Artika bercerita dia mendapat sambutan yang hangat dari masyarakat di sana. Koran-koran di Bangkok yang meliput Miss Universe pasti menyinggung nama Artika dalam setiap pemberitaannya. Ada seorang nenek berusia 70 tahun yang datang dengan kursi roda khusus untuk berfoto bersamanya. Tidak hanya itu, sebuah perusahaan film, televisi, dan radio terbesar di Thailand menawari Artika untuk menjadi modelnya di Asia.
"Aku sudah disuruh memberikan penawaran kontrak. Ini kesempatan yang bagus untuk go international, tapi aku masih pikir-pikir dulu karena banyak yang ingin aku lakukan di Tanah Air," ucapnya. (M CLARA WRESTI)
Sumber : Kompas, Rabu, 8 Juni 2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment