Abdul Kalam, Wujud Kebhinnekaan India
Oleh : Fransisca Romana Ninik
Namanya dipuja bak pahlawan setelah berhasil membawa India sejajar dengan negara-negara maju dalam hal teknologi nuklir. Abul Pakir Jainulbadeen Abdul Kalam atau lebih dikenal sebagai APJ Abdul Kalam dijuluki Bapak Nuklir India atau Missile Man of India. Dia bertekad membawa India menjadi negara maju pada tahun 2020.
Kalam akan berakhir masa jabatannya pada 24 Juli ini, setelah berkuasa sejak 25 Juli 2002. Sebagai presiden, Kalam menjadi simbol persatuan India. Dia penganut agama Islam, tetapi memimpin negara yang mayoritas rakyatnya beragama Hindu (80 persen). Jika Bhinneka Tunggal Ika dikenal di India, inilah salah satu wujud nyatanya.
Kalam dikenal sebagai orang yang populis dan bergaya hidup sederhana. Dia mendermakan pendapatannya selama 10 bulan pertama sebagai presiden kepada sebuah organisasi nonpemerintah.
Jabatan sebagai pemimpin negeri berpenduduk 1,12 miliar jiwa ini dirasakan sebagai penghargaan tertinggi, di samping sederet penghargaan yang diterima Kalam sepanjang pengabdiannya di dunia sains dan teknologi. Ia menerima berbagai gelar kehormatan dari 30 universitas.
Dia juga penerima tiga penghargaan sipil tertinggi di India, yaitu Padma Bushan tahun 1981, Padma Vibushan tahun 1990, dan Bharat Ratna tahun 1997. Kalam pun menerima penghargaan Medali King Charles II atas kontribusi yang luar biasa dalam mempromosikan ilmu pengetahuan bagi rakyat India.
Kalam termasuk dalam "100 Orang yang Membentuk India". Ketika itu, 18 Juli 1980, di lepas pantai Andhra, sebuah roket kecil berbentuk pensil yang diberi nama Rohini meluncur menuju angkasa. Roket itu membawa India menjadi negara keenam di dunia yang mampu meluncurkan satelit. Kalam, sebagai pemimpin proyek peluncuran satelit, dibanjiri ucapan selamat.
Delapan tahun kemudian, 25 Februari 1988, sebuah rudal melesat dari lepas pantai Orissa dan meledak di cakrawala. Sejak itu, India bergabung dalam kelompok elite negara-negara yang mampu menciptakan rudal balistik. Lagi-lagi, Kalam diarak di atas bahu rekan-rekannya setelah kesuksesan tersebut.
Tak berhenti di situ, pada 11 Mei 1998, tanah di gurun Rajasthan bergetar menandai keberhasilan serangkaian uji coba nuklir di bawah tanah. Sekali lagi, Kalam membawa India selangkah lebih maju sebagai negara pemilik senjata nuklir.
Mimpi
Salah satu keberhasilan terbesar dicapainya saat berhasil menyelesaikan lima proyek besar dalam bidang pertahanan. Lima proyek yang dimulai tahun 1982 dan dijadwalkan selesai dalam 10 tahun itu terdiri atas Nag, rudal antitank; Prithvi, rudal balistik darat ke darat; Akash, rudal jarak menengah dari darat ke udara; Trishul, rudal jarak pendek reaksi cepat dari darat ke udara; dan Agni, rudal jarak menengah.
Bagi Kalam, keberhasilan yang dia raih adalah bukti bahwa dengan dana yang memadai, kebebasan dari kerumitan prosedur, dan manajemen berorientasi rakyat, India bisa membuat produk yang diterima dalam standar teknik internasional di ranah krusial seperti pertahanan.
Sains, bagi Kalam, adalah fenomena global. Menurut dia, hanya ada beberapa bidang di mana India bisa mengembangkan diri, yaitu teknologi peranti lunak, desain dan produk komputer, pangan dan pertanian, penerbangan, penelitian pertahanan, teknologi luar angkasa, dan teknik kimia.
"Bidang-bidang inilah yang akan membawa keuntungan ekonomi sangat tinggi dan kemajuan sosial bagi bangsa ini," ujar Kalam.
Hanya satu yang selalu dipegangnya, seperti sering diucapkan dia kepada banyak orang, terutama anak-anak muda, "Bermimpilah karena mimpi akan menuntun kepada pikiran dan pikiran menuntun kepada tindakan."
Kalam selalu menekankan kepada rakyat untuk "berpikir besar". "Kita adalah bangsa dengan satu miliar orang, jadi kita harus berpikir seperti bangsa dengan satu miliar orang. Hanya dengan begitu, kita bisa menjadi besar," katanya.
Kerja keras
Bagi yang percaya bahwa kerja keras selalu mengalahkan semua tantangan, Kalam buktinya. Terlahir dari keluarga sederhana di Rameswaram, Tamil Nadu, 15 Oktober 1931, Kalam harus menjadi penjual koran untuk membiayai sekolah.
Ayahnya memiliki beberapa perahu yang disewakan kepada nelayan setempat untuk menopang kehidupan keluarga. Dia harus menggadaikan perhiasan milik saudara perempuannya demi meraih gelar diploma teknik di Sekolah Tinggi St Joseph di Tiruchi.
Setamat dari Institut Teknologi Madras tahun 1957 dengan gelar insinyur aeronautika, Kalam ingin meraih mimpinya: terbang! Dia berniat bergabung dengan Angkatan Udara India, tetapi ditolak.
Kalam lalu bergabung dengan Direktorat Pengembangan dan Produksi Teknik Kementerian Pertahanan, sebagai asisten peneliti senior. Dia bisa berdamai dengan kegagalannya menjadi pilot dan berpikir bahwa dia mampu membuat pesawat berguna walaupun tak bisa menerbangkannya.
Kalam mendedikasikan hidupnya pada pengembangan teknologi, yang kemudian menuntun dia pada keberhasilan demi keberhasilan. "Kekuatan menghormati kekuatan," begitulah alasan Kalam jika ditanya mengapa India perlu memiliki rudal sendiri.
Semua itu tak mungkin diraihnya tanpa kehidupan pribadi yang sangat disiplin. Dia seorang vegetarian, sama sekali tak menyentuh minuman beralkohol, dan tidak menikah. Di waktu senggang, Kalam menulis puisi dan bermain musik. Dia pengagum penyair Milton, Walt Whitman, dan Rabindranath Tagore. Kalam juga memainkan veena, gitar India.
Sejumlah buku lahir dari tangannya, yang paling terkenal adalah India 2020: A Vision for the New Millennium (Penguin Books India, 2003). Buku itu berisi visi dan rencana Kalam membawa India menjadi salah satu negara maju tahun 2020. Buku lain yang terkenal adalah otobiografinya, Wings of Fire: An Autobiography of APJ Abdul Kalam (Orient Longman, 1999), yang dimaksudkan untuk menyemangati kaum muda India.
Kendati masa jabatannya sebagai Presiden India sudah berakhir, bukan berarti pengabdian Kalam sebagai warga negara India juga berakhir. Ia berencana menghabiskan waktu untuk mengajar di universitas di kota kelahirannya, Tamil Nadu.
Di usia yang senja, Kalam masih berniat membuktikan bahwa mimpi bukan hal mustahil untuk menjadi kenyataan.
Sumber : Kompas, Selasa, 24 Juli 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment