Jun 25, 2009

Yelena Isinbayeva : Yelena, Ratu Loncat Tinggi Galah

Yelena, Ratu Loncat Tinggi Galah
Oleh : Ida Setyorini

Kota Donetsk nun di ujung timur Ukraina pada Februari lalu masih berselimut salju. Sungai Kalmius membeku dan asap batu bara membubung ke langit. Di kota itulah lahir seorang Sergei Bubka, ”katapel hidup” yang membukukan 25 rekor dunia loncat tinggi galah, meraih enam gelar juara dunia, dan mengantongi satu medali emas Olimpiade.

Tiap tahun Bubka yang kini anggota parlemen Ukraina dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) menggelar kejuaraan loncat tinggi galah di kotanya. Mengundang para atlet dari seluruh penjuru negeri dan negara pecahan Rusia lainnya untuk unjuk kebolehan.

Di antara mereka hadir Yelena Isinbayeva asal Rusia yang telah membukukan delapan rekor dunia loncat tinggi galah putri tahun lalu, termasuk loncatan setinggi 4,91 meter di Olimpiade Athena 2004. Kehadiran gadis kelahiran Volvograd, 3 Juni 1988, itu adalah permata yang menyedot perhatian penonton.

Di hadapan hadirin, Bubka mengatakan sangat yakin Yelena bakal menjadi atlet putri pertama di dunia yang mampu meloncati mistar setinggi lima meter. Sama seperti dirinya yang menjadi atlet putra pertama yang meloncati mistar setinggi enam meter.

”Bubka benar, peluang selalu terbuka. Kemampuan manusia itu tidak terbatas. Saya yakin suatu hari nanti saya dapat memenuhi pernyataan Bubka,” katanya.

Disaksikan Bubka, loncatan Yelena di Auditorium Druzhba melewati ketinggian 4,87 meter. Rekor dunia loncat tinggi galah indoor yang baru telah tercipta. Yelena mendapat hadiah sebuah mobil Skoda.

Waktu berusia 15 tahun, Yelena yang masih menggeluti senam dikisahkan tentang Bubka. Pertanyaan pertama yang keluar dari dirinya adalah, ”Siapakah dia gerangan?”

Ketika itu kariernya sebagai pesenam sulit berkembang dan dia tengah mencari profesi yang lain. Pelatihnya menyarankan dia beralih ke loncat tinggi galah karena tubuhnya yang setinggi 1,64 meter begitu lentur.

”Saya tidak tahu apa pun soal loncat tinggi galah saat mencoba pertama kali. Namun, saya menyukainya. Saya senang melihat stadion dari ketinggian dan suasananya, sangat berbeda dengan ruang senam yang tertutup,” katanya mengenang, sebagaimana dikutip AFP.

Begitu dia meloncat, sang pelatih melihat bakat Yelena yang luar biasa. Si pelatih membandingkan dengan Bubka yang memegang rekor dunia setinggi 6,14 meter. Pertanyaan Yelena terjawab sudah. Sejak itu, bersama pelatih Evgeny Trofimov (60), dia dengan tekun menyimak teknik loncatan dari pelatih, menonton semua video pertandingan Bubka, dan giat berlatih.

Dengan jujur Yelena mengakui, Bubka pula yang memberi inspirasi mengukir rekor baru di setiap loncatan. Bukan hanya demi hadiah uang, tetapi menghibur penonton dan memberikan apa yang mereka inginkan. Rekor baru dan rekor baru. Hendak menyamai Bubka yang tercatat 35 kali memecahkan rekor dunia. Hingga saat ini Yelena telah 18 kali memecahkan rekor dunia.

Sukses mengukir rekor baru jelas mendatangkan uang berlimpah. Tiap kali memecahkan rekor baru, dia mendapat hadiah uang tunai 100.000 dollar AS. Kini, dia sanggup membeli dua apartemen baru di kota kelahirannya. Satu untuk dirinya sendiri.

”Bukan uang yang penting. Kalau saya langsung memecahkan rekor baru dengan selisih lima sentimeter, saya tidak bakal bisa mencapai pemecahan rekor 36 kali. Lagi pula, senang rasanya mengetahui penonton tegang menantikan sesuatu dan saya dapat memberikan apa yang mereka harapkan,” ujarnya.

Di Volvograd, Yelena tinggal bersama kedua orangtua dan adiknya, Ina. Kalau tidak berlatih, dia sering membantu ibunya di dapur. Sampai-sampai dia berniat membuka resto ran museum yang dihiasi foto-fotonya semasa berlomba di kejuaraan elite. Sang ibu pula yang mengajak Yelena kecil berlatih senam. Kala itu dia masih berusia lima tahun. Usia 15 tahun, tingginya mencapai 1,68 meter sangat jauh dari ukuran ideal pesenam yang 1,50 meter. Maka dia pindah ke loncat tinggi galah. Dia terus bertumbuh hingga 1,74 meter. Itu sebabnya, dia cepat beradaptasi dengan olahraga baru, loncat tinggi galah.

Tanggal 22 Juli lalu di London, Yelena menjadi atlet putri pertama di dunia yang meloncati mistar setinggi 5,00 meter. Sesungguhnya, jauh sebelum Olimpiade, perempuan kidal bermata biru itu telah mampu mencapai prestasi tersebut. Namun, Trofimov menyarankan Yelena menghemat tenaga. Loncatan di Olimpiade tidak harus melewati ketinggian 5,00 meter. Di bawah itu pun dia pasti sudah memecahkan rekor dunia.

”Biarkan ketinggian lainnya dilewati di event lain, jangan dihabiskan sekaligus di Olimpiade,” kata Trofimov. Dia yakin hanya Yelena yang menjadi orang pertama karena belum ada pesaing yang mampu mengimbanginya.

Beberapa bulan menjelang ke Athena, orangtuanya malah melarang dia menyetir mobil sendiri ke tempat berlatih. Demi menyelamatkan tangannya dari kemungkinan cedera. Dengan rela, dia ke stadion naik trem pergi pulang.

Ayah Yelena berasal dari Dagestan di wilayah Kaukasus. Dia sangat pendiam, sedangkan ibunya keturunan Cossack, Rusia, yang menempati daerah sekitar Sungai Don sejak berabad silam. Keduanya memiliki semangat juang yang pantang menyerah. ”Dari mereka berdua Yelena mewarisi kombinasi semangat yang meledak, sangat bagus untuk olahraga yang dia pilih,” puji Trofimov.

”Sejak kecil, saya belajar tidak ada sesuatu pun yang mudah didapat, kecuali dengan kerja keras dan dedikasi penuh. Itu semua diperlukan demi meraih sukses,” kata Yelena. Dalam berbagai kesempatan, dia dengan tegas menyatakan musuh yang nyata adalah diri sendiri.

Rivalnya, Svetlana Feofanova (Rusia), adalah salah satu lawan penting. Feofanova meraih perak di Athena dengan loncatan 4,85 meter. ”Dia hebat dan saya mengaguminya,” tutur Yelena.

Ditanya tentang uang hadiahnya, dia menyatakan ingin membeli sebuah lemari pakaian atau mobil baru.

”Ah, saya ini kan gadis muda, senang pakaian bagus dan mobil keren. Ada banyak hal dapat dibeli dengan uang. Namun, saya tidak akan berlebihan. Pesawat jet pribadi dan kapal pesiar mewah boleh menunggu,” ujarnya sembari tersenyum.

Selepas memecahkan rekor dunia 5,01 meter di Kejuaraan Dunia Atletik 2005 di Helsinki, Finlandia, 12 Agustus, dengan ringan dia berkata, ”Saya akan bersantai, mungkin saya akan pergi ke klub dan menari.”

Sumber : Kompas, Kamis, 18 Agustus 2005

0 comments:

 
Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger

© Newspaper Template Copyright by bukan tokoh indonesia | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks