Jun 4, 2009

Winnie Jesslyn : Winnie, Raih Emas Olimpiade Bermodal Ketekunan

Winnie, Raih Emas Olimpiade Bermodal Ketekunan
Oleh : Khaerudin

Raut muka malu-malu ditunjukkan Winnie Jesslyn (12) saat diberi ucapan selamat atas suksesnya meraih gelar The Best Experiments pada ajang Olimpiade Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Internasional di Jakarta, 11-17 November 2007. Namun, ketika ditanya soal zat-zat kimia, Winnie dengan percaya diri menjelaskan proses eksperimentasinya dengan bidang yang ditekuninya itu.

Ihwal kemampuannya melakukan berbagai eksperimen dengan catatan terperinci inilah yang mengantar Winnie meraih medali emas sekaligus gelar The Best Experiments pada Olimpiade Matematika dan IPA Internasional Ke-4. Ajang yang dikenal sebagai International Mathematics and Science Olympiad (IMSO) ini diikuti sembilan negara, yaitu Malaysia, Indonesia, Singapura, Filipina, Hongkong, Sri Lanka, Brunei Darussalam, Thailand, dan Taiwan.

Berbekal pengalaman melakukan berbagai uji coba di laboratorium sekolah itulah, Winnie, siswa kelas 6-G Sekolah Dasar Sutomo 1 Medan, mengalahkan pesaing ketatnya dari Singapura.

Sebelum meraih prestasi internasional pertamanya ini, Winnie sudah menyabet medali emas pada bidang studi IPA dalam Olimpiade Sains Nasional di Surabaya, September 2007. Sukses itu mengantarkan Winnie menjadi salah satu pelajar yang mewakili Indonesia di ajang IMSO Ke-4.

Dua soal uji coba dapat dilewati Winnie dengan sangat baik. Untuk soal eksperimen pertama, para juri meminta Winnie merangkai beberapa sirkuit elektronik. Dia diharuskan menyusun rangkaian sirkuit dengan papan dilengkapi sakelar serta indikator led dan baterai. Enam rangkaian sirkuit itu bisa diutak-atik Winnie disertai penjelasan tentang reaksi elektronik setiap rangkaian.

"Rata-rata semua peserta bisa melewati ujian eksperimen ini dengan baik," katanya.

Disediakan juri

Uji coba kedualah yang mengantarkan Winnie menjadi yang terbaik. Ia diminta melakukan uji coba terhadap beberapa zat kimia dengan peralatan seadanya yang disediakan juri.

"Peralatannya termos air panas, selang, termometer, tempat air yang mirip gulungan rol film, dan gelas kosong. Bahan yang disediakan ragi, dua jenis tepung halus, bentuknya seperti gula dan garam, serta zat pewarna," ujarnya.

Petunjuk yang diberikan sederhana. Dia diminta membuat semacam reaksi kimia dengan zat dan peralatan yang disediakan. "Awalnya gugup sekali karena saya takut salah mengerjakan eksperimennya," katanya.

Beruntung, ragi bukanlah zat asing buat dia. Di laboratorium sekolah, beberapa kali Winnie mengerjakan eksperimen kimia berbahan ragi. "Saya pernah melakukan uji coba fermentasi ragi untuk menggelembungkan balon," ujarnya.

Uji coba itu kurang berhasil meski balon bisa digelembungkan berkat CO2 (karbon dioksida) yang keluar dari fermentasi ragi di tabung Erlenmeyer. Namun, ini perlu waktu cukup lama.

Berbekal pengalaman beruji coba dengan ragi, Winnie melakukan hal yang sama saat mengerjakan soal eksperimen keduanya. "Bedanya, sekarang tidak ada tabung Erlenmeyer dan balon. Cuma ada selang dan tempat air yang mirip gulungan rol film," tuturnya.

Satu per satu Winnie mencatat langkah eksperimen yang dia lakukan. Air panas dalam termos dia masukkan ke dalam tempat air, lalu dicampur dengan ragi dan dua zat berbentuk tepung yang tak diketahui Winnie. Setelah ditutup rapat, ia menyambungkannya dengan selang.

Hasilnya, air dalam tempat itu terdorong keluar melalui selang. Anak kedua pasangan Annie Widjaja dan Husin Ngadimin ini mencatat kesimpulan terakhirnya. "Reaksi fermentasi ragi menghasilkan CO2 yang mendorong air dari tempatnya ke luar melalui selang," kata Winnie yakin.

Dari mana dia tahu CO2 yang mendorong air? "Dari buku-buku yang Winnie baca," jawabnya.

Suka buku IPA

Minat baca Winnie termasuk tinggi untuk anak seusianya. Saat teman-temannya masih berkutat dengan novel Harry Potter, Winnie malah lebih tertarik dengan buku-buku tentang IPA. "Harry Potter suka sih, tetapi enggak sampai mengoleksi," katanya.

Buku-buku pelajaran IPA jadi santapan Winnie. "Asal diberi buku tentang IPA, seperti biologi, kimia, fisika, atau astronomi, pasti dia baca," ujar Juliarni, salah seorang guru pembimbing Winnie.

Winnie memang dikondisikan sekolah agar bisa meraih prestasi di ajang olimpiade sains tingkat nasional hingga IMSO. Kepala SD Sutomo 1 Medan Helen menuturkan, sejak tiga tahun terakhir di sekolah itu ada science centre, semacam kelas tambahan bagi pelajar dengan prestasi ekstra. Hanya pelajar yang duduk di kelas IV dan V yang mendapat bimbingan ekstra di sini.

"Karena mereka yang ikut lomba biasanya duduk di kelas V. Science centre untuk pelajar kelas IV menjadi semacam penggodokan awal. Winnie bisa berprestasi seperti di ajang IMSO salah satunya berkat scince centre," katanya.

Di kelas, Winnie bukan yang terbaik. Namun, ketekunan dan kemauan keras dia yang mengantarnya meraih prestasi internasional.

"Di kelas Winnie ranking dua dari 50-an siswa. Sayang, siswa yang meraih ranking satu tak mau bergabung di science centre karena takut ketinggalan pelajaran kelas," ujar Titis Sri Irfan, guru pembimbing science centre untuk siswa kelas V.

Winnie tak pernah mengeluh dengan beban pelajaran. Hampir sebagian waktu dia habiskan untuk belajar. Sepulang sekolah pukul 12.10, ia punya waktu sekitar dua jam untuk beristirahat. Pukul 14.00-18.00 dia habiskan di tempat les pelajaran sekolah. Setelah pulang waktunya dia gunakan untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan belajar untuk pelajaran esok hari.

Waktu bermainnya pada akhir pekan. Biasanya dia ke rumah kakeknya atau berenang. Bermain dengan teman sebaya dilakukannya saat di sekolah. "Saya paling suka ngobrolin soal guru, selain soal PR," kata Winnie.

Tak sia-sia dia menghabiskan sebagian besar waktu untuk belajar. Prestasi internasional sudah disandangnya. Ia menjadi incaran kelas khusus tambahan mata pelajaran seperti Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi di SMA Sutomo 1 Medan, sekolah yang beberapa kali siswanya menjadi anggota Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) maupun tim olimpiade sains lainnya.

Ketika dewasa kelak, Winnie ingin menjadi dokter. Ihwal cita-citanya itu, dia punya alasan. "Karena dokter banyak membantu orang. Winnie suka pekerjaan yang bisa bermanfaat untuk orang banyak," ujarnya.

Hadiah uang tunai sebesar Rp 5 juta yang diraih karena prestasinya di IMSO ini akan dia serahkan ke panti asuhan. Alasannya sederhana, "Winnie mimpi, kalau bisa dapat juara, hadiahnya harus diberikan ke panti asuhan."

Sumber : Kompas, Senin, 14 Desember 2007

0 comments:

 
Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger

© Newspaper Template Copyright by bukan tokoh indonesia | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks