Jun 27, 2009

Roland Kent LaVoie : Lobo, Aku Hanyalah Orang Sederhana

Lobo: Aku Hanyalah Orang Sederhana
Oleh : Frans Sartono

Stoney, happy all the time
Stoney, life is summertime
The joy you find in living every day
Stoney, how I love your simple ways.

LAGU berjudul Stoney itu dibawakan penyanyi Lobo (62) dalam Surya 16 Lobo Concert di Stadion Tenis Tertutup, Senayan, Jakarta, Senin (20/6) malam. Dalam Stoney, penyanyi kelahiran Tallahassee, Florida, Amerika Serikat, itu bertutur tentang perempuan bernama Stoney yang melakoni hidup sehari-hari secara bersahaja dan sederhana tetapi penuh sukacita. Stoney selalu gembira karena hidup baginya seperti musim panas yang menyenangkan-seperti dituturkan lirik di atas.

BEGITULAH Lobo, yang bernama asli Roland Kent LaVoie itu, merayakan kesederhanaan hidup lewat lagu pop country yang sederhana. Dalam konser di Jakarta yang digelar promotor Cam Interartista, Lobo juga membawakan lagu kondang lainnya, seperti I’d Love You to Want Me, Me and You and the Dog Named Boo, sampai How Can I Tell Her yang menjadi lagu penutup konser.

Di depan sekitar 1.500 penonton, Lobo tampil bersahaja. Menenteng gitar akustik, penyanyi yang tampil di belantika musik pada awal era 1970-an itu mengenakan blue jeans dan hem denim biru muda. Dalam peta musik pop era 1970- an, nama Lobo tidak bisa dikatakan sebagai ikon pop. Setidaknya ada nama- nama lain yang lebih mempunyai citra kuat, seperti Donny Osmond atau John Denver yang kebetulan juga seorang penyanyi country.

Namun, lagu-lagu Lobo cukup populer di Indonesia. Bahkan sampai hari ini lagu seperti Stoney, I’d Love You to Want Me dan How Can I Tell Her masih sering terdengar di radio, tempat-tempat karaoke, sampai di bus-bus kota di Jakarta.

Album Lobo pada era 1970-an terjual sekitar 20 juta kopi di seluruh dunia. Ia mempunyai pasar yang luas di sejumlah negara Asia, seperti Jepang, Taiwan, Malaysia, Singapura, sampai Indonesia. Dia masih aktif menggelar konser keliling dunia, termasuk di negara-negara Asia. Konser di Jakarta merupakan bagian dari Romantic Reminiscences with Lobo yang juga digelar di Jepang, Taiwan, dan Australia. Di Jakarta Lobo pernah tampil empat kali.

"Saya sendiri tak tahu kenapa album saya laku di Asia. Teman saya orang Taiwan mengatakan musik saya terasa Amerika. Tetapi, mungkin juga itu karena melodi lagu-lagu saya sederhana dan mudah didengar orang di mana pun," kata Lobo dalam wawancara dengan Kompas, Senin siang di Lagoon Tower, Hilton, Jakarta.

"Ada yang bilang musik saya bukanlah jenis musik yang membuat orang marah. Lagu-lagu saya tidak mengancam, tidak berteriak-teriak," kata Lobo.

LOBO bertutur kata dengan santun, lembut, dan lirih, persis seperti karakter lagu-lagunya yang kalem. Jika pun berirama riang, Lobo mengemas musiknya tak sampai pada taraf berisik. Orang lalu menyebutnya sebagai soft rock-katakanlah itu sebagai rock yang tidak meledak-ledak. Dalam kategori yang lembut dan tidak meledak itu juga ada nama seperti The Carpenters, Bread, atau juga James Taylor.

Lagu Stoney atau Me and You and the Dog Named Boo adalah contoh dari jenis lagu riang yang tidak berisik. Penyanyi superkalem Perry Como pun sampai pernah membawakan lagu Me and You and the Dog Named Boo dengan gayanya sendiri yang santai. Lobo merasa tersanjung karena lagunya dibawakan penyanyi sekelas Perry Como yang disebutnya sebagai great singer.

"Suatu kali saya pernah bertemu Perry Como di turnamen golf. Kami ketemu ketika sama-sama sedang ke kamar kecil. Kami berdiri berdampingan dan dia mengatakan selalu ingat lagu itu. ’Nice little song kid’-lagu singkat yang indah, nak," kata Lobo tentang pujian Perry Como.

Konon, kata Lobo, lagu-lagu yang ia bawakan itu tak lebih dari kepanjangan watak dan sikap hidupnya yang bersahaja, sederhana, dan tidak neko-neko. Jika dikehendaki, Lobo mengaku bisa tinggal di rumah yang harganya lima atau enam kali lipat dari rumah yang ia tinggali sekarang ini. Namun, cara semacam itu dianggapnya arogan dan berlebihan. Ia mengaku ingin menjalani hidup secara wajar-wajar saja, dengan jalan hidup sederhana atau simple ways, seperti ia sebut dalam lagu Stoney.

"Gagasan saya tentang kebebasan ekonomi dan finansial adalah mengerjakan sesuatu sesuai dengan kebutuhan. Orang tak perlu memaksa mengerjakan sesuatu yang tidak disukai hanya demi mengejar hasil yang berlebih," kata Lobo.

Lobo menggambarkan bagaimana orang menjadi hamba dari rutinitas pekerjaan. Pekerjaan atau profesi baginya mesti dihayati sebagai bentuk sukacita, bukan beban. Lobo, misalnya, tidak akan tampil dalam konser yang berkapasitas sebagai sekadar pekerjaan karena dengan demikian ia akan tampil sebagai bukan dirinya.

"Kita menikmati libur di akhir pekan. Sisanya, lima atau enam hari kita bekerja habis-habisan. Hidup kita habis pada hari-hari itu. Mengapa kita tidak jadikan hari-hari kerja itu sebagai hari-hari yang gembira seperti kita kita menikmati akhir pekan. Mengapa kita tidak jadikan hidup kita lebih berarti," kata Lobo tentang kengoyoan hidup.

PANDANGAN dan sikap hidup Lobo itu tetap disampaikan dengan cara bersahaja, tidak dalam format protes atau bentuk penggugatan yang ekstrem. Dalam lagu A Simple Man, Lobo menyodorkan sederet pertanyaan:

Why do we all make promises that we can’t keep? Mengapa kita membuat janji yang tidak kita tepati? Why do we open our mouths and stick our foot in? Mengapa kita membuka mulut dan menyumpalkan kaki ke dalamnya? Why write words that we have to erase? Mengapa kita menuliskan kata yang harus kita hapus? Why does everyone have more than one face? Mengapa setiap orang mempunyai banyak muka?

Lagu tersebut disertai refrein yang terdengar seperti deklarasi kesenimanan Lobo.

Not a lot of things across some sea.
I don’t even have a master plan,
I guess that I am just a simple man.

Tidak banyak sesuatu yang melintasi laut/Aku bahkan tak punya rencana besar/Aku hanyalah orang sederhana.

Maka, nikmatilah kebahagiaan dari kesederhanaan hidup seperti Stoney. Stoney, happy all the time....(Frans Sartono)

Sumber : Kompas, Rabu, 22 Juni 2005

0 comments:

 
Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger

© Newspaper Template Copyright by bukan tokoh indonesia | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks