Mengukir Sejarah di Luar Angkasa
Oleh : Fransisca Romana Ninik
Dunia antariksa kembali mencatat sejarah. Bentuknya bukan pesawat modern penjelajah alam semesta. Untuk pertama kalinya, dua perempuan komandan, yaitu komandan pesawat ulang alik Discovery, Pamela Melroy, dan komandan Stasiun Luar Angkasa Internasional, Peggy Whitson, berada di orbit pada waktu bersamaan.
Sejarah itu tidak dirancang dengan sengaja. "Saya kira ini kebetulan yang sangat mujur. Yang paling istimewa adalah pertemuan ini sama sekali tak direncanakan," kata Whitson (47), seperti dikutip situs berita local6.
Whitson telah lebih dulu berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dalam misi keduanya yang diluncurkan 10 Oktober 2007 pada Ekspedisi 16 bersama Soyuz TMA-11. Dia perempuan pertama yang menjadi komandan ISS. Whitson bertugas di ISS selama enam bulan hingga April 2008.
Sementara Melroy (46) adalah perempuan kedua, setelah Eileen Collins, yang menjadi komandan pesawat ulang alik. Melroy memimpin misi STS-120 bersama pesawat ulang alik Discovery yang meluncur dari Pusat Luar Angkasa Kennedy di Cape Canaveral, 23 Oktober 2007, untuk misi selama 15 hari.
STS-120 tiba di ISS, 25 Oktober, dan bertemu dengan kru ISS. Itulah saat-saat bersejarah pertemuan dua perempuan komandan di luar angkasa untuk pertama kali. Melroy segera menyalami Whitson tidak lama setelah membuka palka antara ISS dan Discovery.
Bagi keduanya, kenyataan itu memang istimewa. "Ini sangat keren. Menyenangkan terbang bersama dia (Melroy) untuk pertama kali. Saya kira sangat menyenangkan," kata Whitson.
"Bagi saya, (pertemuan) ini mengatakan bahwa normal saja ada perempuan astronot dan normal saja ada perempuan komandan," ujar Melroy. Berdasarkan data Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), 21 persen dari 91 astronot NASA adalah perempuan. Kebanyakan perempuan astronot itu adalah spesialis misi, seperti operator lengan robot, astronot yang berjalan di luar angkasa, dan juru bongkar muat pesawat ulang alik, bukan pilot.
Target hidup
Melroy adalah satu-satunya perempuan pilot NASA. Dia telah menerbangkan dua misi pesawat ulang alik, yaitu STS-92 bersama pesawat ulang alik Discovery tahun 2000 dan STS-112 bersama pesawat ulang alik Atlantis tahun 2002.
Menjadi astronot adalah cita-cita Melroy sejak kecil. Saat pertama kali astronot NASA berjalan di Bulan, si kecil Melroy yang berusia 8 tahun menonton di televisi. Peristiwa tersebut telah dilupakan banyak orang, tetapi bagi Melroy itu mengubah jalan hidupnya.
Dalam sebuah wawancara dengan majalah Wellesley tahun 1997, Melroy mengatakan, "Saya seperti peluru meriam yang ditembakkan lurus ke target hidup saya." Dia kemudian masuk Wellesley College melalui program beasiswa Korps Pelatihan Staf Cadangan (ROTC) dan memilih belajar fisika dan astronomi.
Dia lulus tahun 1983 dan ditempatkan sebagai letnan dua pada Angkatan Udara AS. Melroy kemudian melanjutkan sekolah untuk meraih gelar master di bidang ilmu bumi dan planet dari Massachusetts Institute of Technology tahun 1984.
Melroy, yang lahir di Palo Alto, California, 17 September 1961, memutuskan menjadi pilot tes militer karena awak pesawat Apollo sebelumnya adalah pilot tes militer.
Setahun setelah mendapat kesatuan militer di AU tahun 1985, Melroy mendapat tugas spesial, yaitu menerbangkan pesawat tanker KC-10 (modifikasi DC-10), salah satu jajaran tanker termodern di AU AS waktu itu. Selama enam tahun dia menerbangkan KC-10 dari Pangkalan AU Barksdale di Bossier City, Louisiana.
Dia juga bertugas menerbangkan pesawat tempur selama Perang Teluk di atas Irak dan Arab Saudi tahun 1991. Saat itulah dia terpilih sebagai peserta Sekolah Pilot Tes AU.
Melroy, yang menyukai teater, jazz, membaca, memasak, dan terbang, adalah perempuan ketiga yang pernah terpilih untuk masuk sekolah tersebut.
Sebelum menyelesaikan sekolah, Melroy telah mendapat panggilan NASA yang menginginkan dia datang ke Houston untuk wawancara korps astronot. Hasil ujian menunjukkan kondisi ususnya tidak memenuhi syarat. Kenyataan itu membuyarkan mimpi Melroy.
Dia kembali ke Sekolah Pilot Tes dan menyelesaikan pendidikan. Setelah NASA merevisi aturan kesehatan astronot, Melroy mencoba lagi. Kali ini dia dinyatakan lulus. Pada Maret 1995 Melroy datang ke Pusat Luar Angkasa Johnson di Texas sebagai kandidat astronot.
Setahun setelah pelatihan, dia berhasil menjadi perempuan Amerika kedua yang mampu menerbangkan pesawat ulang alik. Akhirnya, mimpi Melroy menjadi kenyataan saat dia menjadi pilot misi ulang alik STS-92 dan STS-112. Kini dia menjadi komandan STS-120.
Pekerjaan asyik
Tak berbeda dengan koleganya, Whitson juga terinspirasi astronot yang berjalan di Bulan. "Peristiwa itu menjadi inspirasi saya. Sebagai anak berumur sembilan tahun, saya menganggap (astronot) itu pekerjaan mengasyikkan," kata Whitson dalam sebuah wawancara dengan NASA.
Whitson yang lahir di Mt Ayr, 9 Februari 1960, adalah peneliti biokimia dan astronot NASA. Hidup di kota kecil yang dikelilingi tanaman dan binatang membuat dia tertarik biologi.
Ia lulus dari Iowa Wesleyan College tahun 1981 dengan gelar sarjana muda biologi dan kimia. Ia meraih gelar doktor biokimia dari Rice University tahun 1985.
Saat menjadi kandidat program doktor di Rice University, Whitson mulai bekerja di Pusat Luar Angkasa Johnson sebagai anggota peneliti Dewan Penelitian Nasional.
Sejak 1989 hingga 1993, ia bekerja sebagai peneliti biokimia di Cabang Riset dan Operasi Biomedis. Pada 1992 ia ditunjuk sebagai direktur proyek ilmuwan program pesawat ulang alik Mir (STS-60, STS-63, STS-71, Mir 18, Mir 19).
Pada April 1996 Whitson, penyuka angkat berat, bersepeda, basket, dan ski air, terpilih sebagai kandidat astronot. "Saya diberi tanggung jawab atas pengembangan program sains, bergabung dengan program sains. Saya kira tugas itu berperan dalam pemilihan saya sebagai astronot," katanya.
Whitson meluncur ke luar angkasa dalam Ekspedisi 5 pada Juni 2002 bersama pesawat ulang alik Endeavour. Misinya, tinggal di ISS selama enam bulan untuk menginstal beragam perangkat rumit di stasiun itu dan berjalan di luar angkasa selama 4 jam 25 menit.
Misi kedua Whitson adalah Ekspedisi 16 bersama Soyuz TMA-11. Dalam misi selama enam bulan ini, Whitson dipercaya sebagai komandan ISS. Sebuah misi yang penuh tanggung jawab, tetapi dia menganggap pekerjaan sulit dan berbahaya itu sebagai mengasyikkan.
Kedua perempuan komandan itu telah berpisah. Discovery kembali dengan selamat ke Bumi, Rabu (7/11). Namun, pertemuan singkat mereka di luar angkasa akan tetap dikenang.
"Terima kasih atas modul dan semua bantuan kalian," kata Whitson sebelum Discovery meninggalkan ISS.
"Kami tunggu kalian di Bumi," jawab Melroy sesaat sebelum mereka berpisah.
Bintang-bintang di luar angkasa menjadi saksi, Melroy dan Whitson telah menorehkan tinta emas dalam sejarah kehidupan manusia.
Sumber : Kompas, Jumat, 9 November 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment