Jun 23, 2009

Fernando Alonso : Alonso, Juara Dunia Baru F1

Alonso, Juara Dunia Baru F1
Oleh: Irving Noor

Fernando Alonso sama sekali tidak terobsesi untuk menjadi juara dunia tatkala dia pertama kali duduk di belakang kemudi balap mobil Formula Satu (F1). Pembalap muda berusia 24 tahun yang hari Minggu (25/9/2005) mengukuhkan diri sebagai juara dunia baru F1 ini malah bercita-cita menjadi mekanik gokar.

Kok ingin menjadi mekanik gokar? Pertanyaan yang sama juga keluar dari sesama pembalap gokar teman main Alonso. Lalu, apa jawaban Alonso kala itu?

Dia tidak menjawab langsung. Alonso hanya mengatakan, kesibukan mekanik mengutak-atik mesin adalah pekerjaan yang perlu ketelitian tinggi.

Menurut dia, bagaimanapun tangguhnya pembalap, tanpa dukungan mekanik yang tangguh, rasanya mubazir. Apalagi Alonso adalah pegokar tulen.

Alonso bertahun-tahun menggeluti balap gokar sejak tahun 1994-1997. Setahun sebelum merebut juara nasional Spanyol tahun 1997, Alonso berhasil menjadi juara dunia yunior gokar.

Kedekatannya dengan mekanik juga terjadi saat dia beralih ke lomba balap mobil Formula 3000 tahun 2000. Ketekunannya berlatih dan berlomba membawa hasil. Alonso sekali naik podium juara dan merebut peringkat keempat di Formula 3000.

Sifatnya yang bersahaja, tekun, dan rendah hati mendekatkan keberuntungan kepada anak muda yang juga punya hobi nonton sepak bola ini. Alonso adalah penggemar fanatik Real Madrid.

Tahun 2001 Alonso dilirik tim Renault, tetapi dia dipinjamkan ke Minardi selama satu musim lomba. Tahun 2002 dia ditarik lagi dan menjadi pembalap tes tim Renault.

Tidak ada jalan mundur

Sudah terbayang dalam pikiran Alonso, tahun depan ia harus kembali ke gelanggang F1. ”Tak ada jalan mundur. Sekali kecemplung, terus berkubang di sana,” ujar pembalap kelahiran Oviedo, Spanyol, 29 Juli 1981, itu.

Kapan persisnya Alonso terpikat lomba F1? Alonso mengaku itu terjadi pada tahun 1999.

”Bintangnya waktu itu adalah pembalap Mika Hakkinen dan Michael Schumacher yang berburu gelar juara dunia,” kenang Alonso yang Minggu lalu merebut juara tiga di GP Brasil.

Dengan menjadi juara tiga, cukuplah buat Alonso menjadi juara dunia yang baru, menggeser prestasi pembalap Jerman Michael Schumacher yang tujuh kali juara dunia F1.

Jadilah Alonso juara dunia termuda F1. Juara termuda sebelumnya adalah pembalap asal Brasil, yakni Emerson Fitipaldi, yang berprestasi di usia 25 tahun, delapan bulan, dan 29 hari.

Michael Schumacher juga terpaut usia beberapa bulan lebih tua dari Alonso ketika dia menjadi juara dunia tahun 1994 bersama tim Benetton.

Alonso yang paruh waktunya menjadi pesulap mengatakan, orang Spanyol sebelumnya enggan menyaksikan balap F1. ”Bahkan saya sendiri sama sekali tidak bermimpi bisa menjadi pembalap F1 sekalipun saya sudah tahunan balap,” katanya.

Itu cerita dulu! Saat ini balap mobil F1 menyita perhatian tujuh juta orang Spanyol yang melihat langsung dari televisi. Kebanyakan penonton berpengharapan besar pada Alonso. Pengharapan orang Spanyol menjadi kenyataan. Si pendiam yang ganteng ini mengharu biru ribuan penonton yang menyaksikan siaran lewat televisi di kampungnya, di Oviedo, Spanyol, Minggu lalu.

Begitu mobil Renault yang dikemudikan Alonso berada di barisan ketiga menuju garis finis, ribuan penonton bersorak-sorak gembira. Lengkingan klakson mobil maupun terompet menggigit gendang telinga.

”Alonso juara dunia, Alonso juara dunia.” Itu yang diteriakkan banyak orang, seperti ditulis kantor berita Reuters.

Alonso memang berada di barisan ketiga setelah duet pembalap McLaren Mercedes, Juan Pablo Montoya dan Kimi Raikkonen, memasuki garis finis. Kimi Raikkonen adalah rival terdekat Alonso dalam persaingan pengumpulan angka untuk menjadi juara dunia. Sebelum lomba di GP Brasil, Alonso mengoleksi 111 angka atau lebih banyak 25 angka dari milik Raikkonen. Dengan tambahan enam angka setelah menempati juara tiga, nilai Alonso menjadi 117 dan tidak terkejar oleh Raikkonen yang menjadi runner up di GP Brasil. Gelar juara GP Brasil direbut Juan Pablo Montoya.

Apa komentar setelah menjadi juara dunia? Dia mengatakan tugasnya belum selesai. ”Saya masih harus mengedepankan tim untuk juga bisa menjadi juara dunia di konstruktor.”

Saat ini, di klasemen sementara, tim Renault ketinggalan dua angka dari rivalnya, tim McLaren, yang telah mengumpulkan nilai 164. Apakah Alonso bisa juga membawa timnya menjadi juara dunia? Ini masih harus dilihat dari dua lomba yang tersisa, yakni GP Jepang dan GP China.

Faktor ayah

Mengilas balik sejarah keterlibatan Alonso di dunia balap, pemuda berambut ikal ini mengatakan, faktor didikan ayahnya amat berperan. Ia juga mengatakan bahwa dukungan datang dari saudara-saudaranya.

Begitu Alonso diputus untuk bergabung kembali dengan Renault, semuanya langsung menyatakan setuju.

Setelah menjadi juara dunia, adakah yang berubah pada diri Alonso? Apalagi dia hanya membukukan rekor berlomba selama 65 kali. ”Saya masih muda dan setiap berlomba menambah pengalaman dan menjadikan dirimu lebih tegar. Saya juga melihat keberuntungan berpihak kepada saya. Itu saja.”

Sumber : Kompas, Kamis, 29 September 2005

0 comments:

 
Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger

© Newspaper Template Copyright by bukan tokoh indonesia | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks