Jun 7, 2009

Dody Ruswandi : Kantilever Inovasi Dody

Kantilever Inovasi Dody
Oleh : Yulnardi

Melewati ruas jalan Payakumbuh-Batas Riau, tepatnya Kilometer 144 sampai dengan 146, Kenagarian Ulu Air, Kecamatan Harau, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat, banyak orang tercengang. Jalan yang dulu sempit dan memacetkan itu, kini bagus dan lebar.

Yang mengagumkan, tidak ada kerusakan lingkungan sekitar sedikit pun. Tak ada pemotongan tebing bukit. Tak ada penimbunan badan sungai. Tak ada penebangan sebatang pohon pun.

Kondisi ruas jalan di wilayah Sumatera Barat (Sumbar), yang berada di pinggang Bukit Barisan itu, kemiringannya nyaris tegak lurus. Sementara sisinya yang lain berupa jurang yang terjal dan dalam. Jalanan ini tidak hanya rawan longsor, tetapi karena relatif sempit, berbelok-belok, mendaki dan menurun, juga rawan kemacetan.

Untuk memperlebar jalan, selama ini masih dilakukan cara konvensional dengan memotong sisi tebing bukit dan membuang tanah atau bebatuannya ke sisi jalan. Pengerjaannya butuh waktu lama dan tebing yang terbuka rawan longsor bila musim hujan tiba.

Kondisi seperti ini membuat Ir Dody Ruswandi MSCE, yang kini menjabat Kepala Dinas Prasarana Jalan Provinsi Sumbar, tidak kehabisan akal. Ia berpikir bagaimana memperlebar ruas jalan tanpa merusak lingkungan, atau ramah lingkungan, dengan metode pemasangan balok kantilever. Ia lalu memberanikan diri mengajukan anggaran ke Departemen Pekerjaan Umum (PU).

"Alhamdulillah gagasan saya, ketika dipresentasikan di pusat, diterima. Ini menjadi proyek uji coba pertama di Indonesia, konstruksi jalan dengan metode pemasangan balok kantilever," ungkap Dody.

Terukur dan cepat

Metode balok ini dilakukan tanpa memengaruhi kontur tebing. Cara kerjanya kurang lebih, balok beton yang sudah dirancang sedemikian rupa ditancapkan ke tebing sebagai penahan. Selanjutnya konstruksi dibangun di atas balok tersebut, sehingga tidak perlu menggaruk bukit guna menghindari kelabilan tanah yang bisa menimbulkan longsor.

"Karena diperlukan alternatif konstruksi, saya mencoba metode balok kantilever precast untuk pelebaran jalan tersebut. Dengan konsep desain konstruksi yang cukup sederhana, yaitu berupa balok kantilever di atas dua tumpuan. Waktu penyelesaian pekerjaan terukur dan relatif cepat," katanya, sambil kemudian menerangkan segi-segi teknis pekerjaan ini.

Dengan metode ini, jalan sepanjang 84 meter dengan biaya Rp 2,7 miliar itu bisa dikerjakan hanya dalam 21 hari, tanpa mengganggu arus kendaraan yang lewat, kecuali tutup selama enam jam sehari dan bekerja lima hari dalam sepekan.

"Saat uji coba perdana dengan mengerahkan truk sarat muatan memenuhi sisi jalan arah ke jurang, semula sempat waswas kalau balok itu pecah dan belah. Ternyata tidak. Dua bulan kemudian, tak ada bagian jalan yang rusak konstruksinya. Kalau konstruksi itu tidak benar, dua bulan hancur," papar Dody.

Menurut dia, jalan dengan konstruksi balok kantilever ini umurnya bisa 50 tahun, jauh lebih unggul dibandingkan dengan jalan konvensional yang memerlukan perawatan setiap lima tahun sekali. Dari segi biaya, per meternya sekitar Rp 29 juta. Sedangkan dengan cara konvensional, biaya per meternya sekitar Rp 49 juta.

"Yang membanggakan, gagasan ini dikerjakan oleh sumber daya lokal dan metode kantilever ini pertama dipraktikkan di Indonesia. Saya berterima kasih sekali kepada pelaksana dari PT Prima Jasa Tirta Lima," ungkap Dody Ruswandi.

Lebih membanggakan lagi, Dody Ruswandi dengan gagasan inovatifnya itu—setelah dipresentasikan di depan lima juri ahli dari kalangan perguruan tinggi, dua ahli konstruksi, dan satu ahli dari Departemen PU—ditetapkan sebagai Pencipta Karya Konstruksi Terbaik se-Indonesia tahun 2006, dari 42 konstruksi yang ikut lomba.

Prestasi ini membuahkan penghargaan dari Departemen PU, dan diserahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 28 Desember 2006.

Dilirik Dubai

Dody menjelaskan, konstruksi perluasan badan jalan dengan balok kantilever ini juga akan dilakukan nanti untuk ruas jalan antara Sicincin (Kabupaten Padang Pariaman)-Malalak (Kabupaten Agam), dan juga untuk ruas jalan lainnya di Sumbar.

"Kami akan terus menyempurnakan konstruksi balok kantilever ini. Saya yakin, pengerjaan akan jauh lebih baik dari yang pertama," ujarnya.

Menurut Dody, daerah lain di Indonesia bisa menerapkan konstruksi balok kantilever untuk perluasan jalan. Bahkan, konsultan jalan di Dubai tengah mengincar ide Dody ini untuk diterapkan di negara kaya itu. "Mereka, konsultan jalan di Dubai, menyatakan sangat tertarik dan sudah meminta data-data teknisnya," tuturnya.

Kini Dody ditantang Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi, prestasi apalagi yang akan dibuat tahun-tahun mendatang. "Meraih prestasi butuh waktu. Namun demikian, saya sudah punya gagasan akan membangun jembatan dengan sistem panel, sehingga bisa selesai dalam waktu singkat, sekitar empat pekan," ungkapnya.

***
BIODATA

Nama: Dody Ruswandi
Lahir: Padang, 7 Agustus 1959
Pangkat: Pembina Utama Muda, Golongan IV C
Pendidikan:
- SD-SMP-SMA di Padang,
- S1 Institut Teknologi Bandung (1985),
- S2 University of Wisconsin, Madison USA (1995),
- SPAMA (1996) di Bukittinggi,
- SPAMEN (2001) di Jakarta.
Jabatan: Kepala Dinas Prasarana Jalan Provinsi Sumbar

Sumber : Kompas, Rabu, 21 Februari 2007

0 comments:

 
Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger

© Newspaper Template Copyright by bukan tokoh indonesia | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks