Oleh : Ani
Tahun 1998 lalu, Fernanda Reza Muhammad terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari perusahaan kontraktor asing tempatnya bekerja karena terkena krisis moneter.
Karena itu, Reza memutar otak untuk mencari mata pencaharian baru. Ahirnya, dengan modal Rp 40 juta, dia mendirikan Deco Resion (DR), dan mulai memproduksi penutup kloset berbahan resin yang bening, sehingga di dalamnya bisa diberi hiasan kerang. Sebagai tempat kerja, Reza menggunakan tempat kosnya di Surabaya untuk memproduksi tutup kloset. "Saya hanya ingin mendirikan suatu perusahaan yang unik dan belum digeluti banyak orang," kata Reza.
Setelah itu, Reza menghubungi pabrikan perlengkapan kamar mandi terkemuka di Australia, Loo with a View melalui internet. Dia berhasil memikat Loo dengan menawarkan harga murah 50 dollar Australia. Sedangkan produk serupa di Australia mencapai 225 dollar Australia.
Enam hari kemudian, Loo mengirim tenaga kontrol kualitas ke DR sekaligus mengajarkan proses pembuatan tutup kloset dari bahan resin. Tidak hanya itu, Loo juga memesan satu kontainer (isi 900-1.000 buah tutup kloset). Penjualannya ke pasar ekspor khususnya Australia dan Inggris mendapat respon positif dan terus meningkat.
Sukses Reza menarik distributor asal Singapura, In Trade Consultacy (ITC) yang menawarkan kerjasama, Reza dan DR-nya memproduksi, sedangkan pemasarannya diurus ITC. Dibawah bendera baru, yakni ITC Asia Pasific, produksi perusahaan meningkat tajam menjadi dua kontainer per bulan dan tenaga kerjanya 50 orang.
Negara jajahannnya pun semakin luas merambah hingga 18 negara didunia, termasuk negara-negara kaya Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar, Kuwait, dan Bahrain dengan nilai 140 ribu per bulan. "Saat itu kami mengalami masa-masa keemasan," ujar pria usia 37 tahun ini.
Namun tahun 2003 pasar ITC menyusut karena terimbas dampak bom WTC dan bom bali I. Reza terpaksa melakukan efisiensi besarr-besaran, mengurangi kapasitas beberapa line produknya, dan mengurangi tenaga kerjanya hingga tinggal 10 orang. "Saat itu benar-benar masa sulit bagi saya. Namun, saya mencoba bangkit, pokoknya harus survive," kata alumni S2 Universitas Erlangga ini.
Reza harus berjuang keras untuk meraih masa kejayaannya kembali. Dia rajin mengikuti pameran internasional, melakukan personal selling, mengunjungi klien di negara tujuan, dan menggencarkan public relations. "Setidaknya saya tetap survive hingga kini. Dalam sebulan saya bisa menyelesaikan order 3 kontainer," ujar Reza.
Namun, bukan berarti semua kendala telah sirna. Reza mengaku, saat ini harga bahan baku terus melonjak dan keinginan pasar selalu berubah. Selain itu, pemadaman listrik yang dilakukan PLN akhir-akhir ini membuatnya terpaksa menelan kerugian. Pasalnya, ujar Reza, ketika produksi sedang berjalan tiba-tiba listrik mati sehingga menggagalkan proses produksi.
"Saya pernah diklaim konsumen gara-gara terlambat menyelesaikan order gara-gara listrik di tempat produksi mati tiga kali dalam satu minggu. Ya, sebaiknya pemerintah memperhatikan hal ini," kata Reza.
Kedepan, Reza ingin mengembangkan pemasaran produknya ke dalam negeri untuk menambah jaringan pemasaran. Menurut Reza, era sekarang bukan siapa yang besar yang bisa menguasai pasar, melainkan siapa yang cepat yang bisa menguasai pasar.
==================================================
Promosia Indonesia
Jl Dukuh Kupang X/6 Surabaya 60225
031-5687116/0811-325329
Sumber : Kompas, Selasa, 23 September 2008
0 comments:
Post a Comment