May 31, 2009

Ernest Bai Koroma : Bai Koroma Siap Membangun Sierra Leone

Bai Koroma Siap Membangun Sierra Leone
Oleh : Fransisca Romana Ninik

"Perubahan!" Hanya satu kata yang digaungkan Ernest Bai Koroma (54) seusai dinyatakan sebagai pemenang pemilu dan menjabat sebagai Presiden Sierra Leone yang baru. Kepada rakyatnya, Koroma berjanji akan mengembalikan martabat rakyat Sierra Leone yang hancur setelah didera perang sipil selama satu dekade.

Koroma membukukan kemenangan dengan perolehan 54,6 persen suara dari 1,7 juta pemilih. Dia mengungguli saingannya dari partai berkuasa, Wakil Presiden Solomon Berewa yang memperoleh 45,6 persen suara, dalam pemilu putaran kedua yang digelar 8 September lalu. Kemenangan Koroma terasa istimewa karena dia berasal dari partai oposisi.

Untuk pertama kalinya Sierra Leone menggelar pemilu sejak pasukan PBB meninggalkan negara itu pada Desember 2005. Pemilu tersebut dinilai sebagai uji coba bagi negara kaya berlian, tetapi terhitung paling miskin di dunia akibat perang sipil ini.

Berlian Sierra Leone dikenal sebagai blood diamond dan digunakan untuk membiayai perang tersebut. Inilah yang menginspirasi film berjudul Blood Diamond yang dibintangi Leonardo DiCaprio.

Berbalut pakaian berwarna merah yang melambangkan partainya, Kongres Seluruh Rakyat (APC), Koroma dielu-elukan pendukungnya di sepanjang jalan di ibu kota Freetown. Koroma dipandang sebagai wajah segar dalam perpolitikan Sierra Leone. Ia diharapkan membawa pembaruan di negeri itu. Dia ingin menghapus citra APC yang dianggap bertanggung jawab karena telah menjerumuskan Sierra Leone ke dalam perang sipil.

Sierra Leone terpuruk dalam anarki dan ketiadaan hukum di bawah pemerintahan APC yang berkuasa pada 1968-1992. APC dipersalahkan karena menciptakan kondisi yang memicu pecahnya perang sipil. Korupsi dan penindasan menyebabkan rakyat frustrasi sehingga pecah perang sipil yang menelan korban hingga 120.000 orang.

Koroma dengan besar hati meminta maaf kepada rakyat atas masa lalu APC walaupun dia tidak ikut melakukan kesalahan. Selama tujuh tahun memimpin APC, Koroma dilihat sebagai faktor terbesar dan satu-satunya yang memicu kebangkitan kembali APC. Dia sendiri bersih dari korupsi.

Maka, begitu memegang kekuasaan, Koroma pun langsung menabuh genderang perang terhadap korupsi yang merajalela di Sierra Leone. Korupsi telah merampok jutaan dollar AS pendapatan negara itu dari kekayaan sumber daya alam.

"Kita tidak bisa memberikan toleransi kepada korupsi dan pengelolaan yang salah atas dana negara," kata Koroma saat dilantik sebagai presiden.

Sikapnya terhadap korupsi sangat keras. "Tidak akan ada yang diistimewakan. Setiap orang akan diselidiki dengan saksama, dan jika mereka terbukti melakukan korupsi, mereka akan dipenjara, termasuk anggota keluarga saya," ujarnya.

"Rakyat Sierra Leone telah menderita terlalu lama. Kita akan berusaha bersama-sama untuk menyembuhkan luka ini," ucapnya.

Koroma juga berjanji akan mengeluarkan Sierra Leone dari ketergantungan pada bantuan asing menjadi negara mandiri.

Dari bisnis ke politik

Dilahirkan di Makeni, 2 Oktober 1953, Koroma merupakan anak laki-laki tertua dari delapan bersaudara. Orangtua Koroma berasal dari Provinsi Utara, ayahnya berasal dari etnis Temne dan ibunya seorang Limba.

Dia dibesarkan sebagai seorang Kristen di tengah komunitas Muslim di utara. Koroma menikah dengan Sia Koroma dan memiliki dua anak, Alice dan Danke. Di sela-sela kesibukannya, Koroma bermain squash.

Koroma belajar sejarah, hukum, dan filsafat di Fourah Bay College, University of Sierra Leone. Dia lulus tahun 1976. Setelah lulus, dia mengajar di Sekolah Menengah Santo Fransiskus di Makeni. Kemudian Koroma bergabung dengan Perusahaan Asuransi Nasional Sierra Leone tahun 1978.

Selama 1,5 tahun dia menghabiskan waktu di Inggris dan belajar di Lloyd’s of London dan perusahaan asuransi Inggris lainnya. Koroma kemudian bergabung dengan perusahaan asuransi umum Ritcorp tahun 1985 dan menjadi direktur pelaksana tahun 1988. Dia kemudian menjabat pemimpin perusahaan pada tahun 1990 sebelum pensiun tahun 2001 untuk sepenuhnya berkarier di dunia politik.

Koroma yang terhitung pendatang baru di dunia politik terpilih menjadi pemimpin APC pada 2002 melalui konvensi nasional partai. Dia maju dalam pemilu presiden tahun 2002, menantang Presiden Ahmed Tejan Kabbah dari Partai Rakyat Sierra Leone (SLPP). Koroma kalah dari Kabbah yang memperoleh suara 70 persen. Pada pemilu parlemen, Koroma terpilih menduduki satu kursi dari Distrik Bombali.

Koroma pernah dipenjara selama sebulan awal 1990-an oleh junta militer yang berkuasa karena diduga merencanakan kudeta. Sebagai pemimpin APC, dia pernah diturunkan dari jabatannya oleh Mahkamah Agung Sierra Leone pada Juni 2005. Namun, dia kembali diangkat sebagai pemimpin APC pada September 2005.

Tugas berat

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada 13 September 2007, Koroma mengungkapkan keinginannya untuk mengelola negara seperti menjalankan "urusan bisnis". Dia lebih menekankan pembangunan di bidang pertanian dan pariwisata daripada pertambangan.

Pendukung Koroma menyebut dia sebagai perwakilan kalangan akar rumput Sierra Leone. Dia memperjuangkan demokrasi, tatanan hukum, hak asasi manusia, pemerintahan yang baik, kejujuran, kebebasan pers, transparansi, dan akuntabilitas.

Tugas berat telah menanti Koroma. Dia harus merealisasikan janji-janji ambisius kampanyenya untuk mengatasi pengangguran dan korupsi.

"Rakyat sangat berharap bahwa proses pemilu kali ini akan membawa makna bagi kualitas kehidupan mereka," kata Engilbert Gudmundsson, perwakilan Bank Dunia.

"Presiden dan pemerintah harus membawa sesuatu bagi rakyat biasa. Mereka ingin menikmati air, jalan, listrik, dan pekerjaan, lebih dari apa pun," ujar Gudmundsson.

Sierra Leone, bekas koloni Inggris, merupakan negara termiskin kedua di dunia. Sierra Leone juga menempati urutan kedua terbawah dalam indeks pembangunan manusia PBB.

Kini, Sierra Leone siap memasuki era baru, bersama wajah dan harapan baru: Koroma. Darah segar telah disuntikkan di tubuh Sierra Leone yang tengah "sakit", dan "kesembuhan" tinggal menunggu waktu....

Sumber : Kompas, Kamis, 27 September 2007

0 comments:

 
Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger

© Newspaper Template Copyright by bukan tokoh indonesia | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks