Morgan, Jejak Guru di Luar Angkasa
Oleh : Budi Suwarna
Setelah menunggu dua dekade lebih, mimpi Barbara Morgan (55) akhirnya terwujud. Astronot-pendidik ini meluncur ke ruang angkasa bersama enam awak Endeavour lain, Rabu (8/8) pukul 06.36 waktu Amerika Serikat.
Boleh dikata, Morgan adalah ikon dari misi ini. Namanya menarik perhatian publik dan menjadi ulasan utama media massa dibandingkan enam awak lainnya. Maklum saja, keikutsertaan Morgan dalam misi ini telah memaksa publik untuk mengenang kembali tragedi Challenger. Salah satu tragedi terpahit dalam sejarah misi ruang angkasa Amerika Serikat (AS).
Ketika itu, tanggal 28 Januari 1986, Challenger yang baru mengangkasa 73 detik tiba-tiba meledak dan menewaskan ketujuh awaknya. Salah seorang korban adalah Christa McAuliffe, guru pertama yang diikutsertakan dalam perjalanan ke luar angkasa oleh Badan Luar Angkasa Amerika Serikat (NASA). Seiring tragedi itu, gagal pula misi pendidikan yang diemban McAuliffe.
Publik AS memang tak kuasa untuk tidak membandingkan misi Challenger yang diikuti McAuliffe dengan misi Endeavour yang diikuti Morgan. Hal-hal kecil, seperti posisi duduk Morgan dalam pesawat Endeavour yang sama dengan posisi duduk McAuliffe dalam pesawat Challenger, juga menjadi pembicaraan.
Sebagai catatan, Morgan dan McAuliffe sama-sama duduk di kursi tengah, yang posisinya lebih rendah dibandingkan dengan posisi awak lainnya.
Di luar pembicaraan mengenai hal yang remeh-temeh itu, sebagian warga AS tampaknya sepakat bahwa misi Morgan ke luar angkasa benar-benar penting. Dalam perjalanan ini, Morgan akan menuntaskan misi pendidikan yang diemban McAuliffe, yakni membagi pengetahuan luar angkasa langsung dari pesawat ulang alik kepada para siswa di Bumi. Dengan cara itu, diharapkan para siswa akan semakin terpacu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi.
June Scobee Rodgers, janda komandan pesawat ulang alik Challenger, seperti dikutip AP, mengatakan, para kru Challenger akan bangga pada Morgan. Dia menambahkan, rakyat yang ingat peristiwa Challenger masih menunggu pelajaran seorang guru langsung dari luar angkasa.
Menanggapi besarnya harapan publik, Morgan seperti ditulis Reuters mengungkapkan, "Misi ini bersifat simbolik."
"Saya tahu bahwa rakyat tidak hanya berpikir mengenai Christa (McAuliffe), tetapi juga kru Challenger dan misi Challenger. Itu bagus," katanya.
Dalam misi yang berlangsung 11-14 hari ini, Morgan akan menjadi operator tangan robot Endeavour dan mengawasi pemindahan kargo dari pesawat ulang alik ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Dia juga akan bercakap-cakap dari orbit dengan murid-murid sekolah.
Melalui misi ini, Morgan diharapkan akan menjadi inspirasi generasi mendatang. Morgan adalah guru, ilmuwan, insinyur, dan inovator. Itulah citra yang dilekatkan kepada dia.
Guru SD
Sebelum menjadi astronot, perempuan kelahiran 28 November 1951 ini adalah seorang guru sekolah dasar di SD McCall-Donnelly, Idaho. Dia terseleksi dari ribuan guru di AS untuk mengikuti program "Guru di Ruang Angkasa" (Teacher in Space) tahun 1980-an.
Tahun 1985 dia meninggalkan profesinya sebagai guru dan bergabung ke dalam pusat pelatihan NASA. Di tempat itu, dia berlatih bersama McAuliffe. Namun, posisinya ketika itu hanya sebagai cadangan bagi McAuliffe.
Setelah tragedi Challenger, Morgan kembali mengajar. Pada tahun 1998, NASA meminta Morgan agar mengikuti lagi latihan untuk misi ke luar angkasa. NASA berjanji, suatu saat Morgan akan diikutsertakan dalam misi luar angkasa lain untuk melanjutkan agenda pendidikan McAuliffe yang gagal.
Oleh karena NASA melarang keterlibatan warga sipil dalam misi ke luar angkasa, NASA kemudian melatih Morgan sebagai astronot penuh. Dia tidak lagi dianggap guru tamu yang akan dibawa ke ruang angkasa. Dia dianggap mantan guru yang menjadi astronot.
Tahun 2003 Morgan rencananya akan diikutsertakan dalam sebuah misi Columbia. Untuk itu, dia diikutkan dalam latihan terbang ke luar angkasa. Namun, rencana itu kembali berantakan karena pesawat ulang alik Columbia yang akan digunakan Morgan dan kawan-kawan lebih dulu meledak dalam sebuah misi berbeda. Dalam peristiwa tersebut, tujuh astronot tewas.
Ini menjadi tragedi kedua setelah Challenger dan mengakibatkan semua misi ke luar angkasa dengan awak NASA dihentikan sementara. Sebagai catatan, pesawat Endeavour yang meluncur Rabu lalu terakhir terbang pada tahun 2002.
Meski demikian, nyali Morgan tidak ciut. Ibu dua putra dari perkawinannya dengan Clay Morgan ini tetap berlatih sebagai astronot. Setelah 21 tahun menunggu, impian terbang ke luar angkasa akhirnya terwujud bersama Endeavour.
Ketika wartawan bertanya mengenai penantian dia yang panjang untuk ke luar angkasa, Morgan menjawab dengan santai, "Guru itu sabar dan tekun." Demikian dikutip dari AP, Rabu (8/8).
Misi Endeavour kali ini tampaknya akan menjadi taruhan kredibilitas NASA. Setelah peristiwa Challenger dan Columbia, dukungan publik terhadap misi luar angkasa NASA menurun. Kredibilitas NASA semakin terpuruk tahun lalu ketika seorang astronot, Lisa Nowak, diketahui terlibat percintaan dengan astronot lain yang sudah menikah.
Kabar tak sedap juga muncul menjelang peluncuran Endeavour. Beberapa surat kabar melaporkan bahwa para astronot mabuk-mabukan. Laporan ini membuat citra NASA tercoreng.
NASA berharap pengiriman Morgan ke luar angkasa akan menghapus bayangan buruk dalam kepala publik mengenai peristiwa Challenger dan Columbia. NASA berharap keterlibatan Morgan akan mendorong publik untuk kembali mendukung program luar angkasa AS.
Sungguh berat misi yang diemban Morgan.
Sumber : Kompas, Jumat, 10 Agustus 2007
May 31, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment