Gordon Brown dan Masa Depan Inggris
Oleh : Fransisca Romana Ninik
Rabu (27/6/2007) ini Gordon Brown resmi berkantor di Downing Street 10 sebagai Perdana Menteri Inggris, menggantikan Tony Blair. Perkenalannya dengan Partai Buruh pada usia 12 tahun membawanya ke pucuk pimpinan partai, sekaligus orang nomor satu dalam pemerintahan Inggris.
"Saya siap, siap mengabdi," ujar Brown dalam pidatonya seusai dilantik menjadi Ketua Partai Buruh di hadapan para pendukung di Manchester. Brown menggambarkan dirinya sebagai politisi yang berkeyakinan, didorong nilai-nilai kejujuran, kerja keras, keluarga, dan rasa hormat kepada orang lain.
Di tengah sikap skeptis dan sinis rakyat Inggris terhadap sosok perdana menteri pascapemerintahan Tony Blair, Brown ditantang tak sekadar umbar janji atau retorika.
Selama 10 tahun terakhir, Brown menjabat sebagai chancellor of exchequer atau menteri keuangan yang terlama dalam sejarah Inggris modern. Berkat berbagai kebijakannya dalam bidang ekonomi, majalah Time menobatkan dia sebagai salah satu dari 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia tahun 2005.
Tak lama setelah dilantik sebagai menteri keuangan pada 1997, Brown menyatakan Bank of England lepas dari pemerintah dan memiliki kewenangan sendiri untuk menentukan suku bunga. Dia juga menghapuskan peran Bank of England sebagai regulator institusi finansial dan mengumumkan pembentukan regulator baru untuk mengatur perbankan, asuransi, dan pensiun.
Pada Kementerian Keuangan, dia memperkenalkan informalitas dan transparansi. Begitu cepatnya aksi Brown setelah menjabat menteri keuangan, membuat dia dijuluki "Flash Gordon".
Ia berhasil membawa Inggris menuju era pertumbuhan ekonomi tinggi, angka pengangguran rendah, dan suku bunga rendah, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada satu titik, Brown dipercaya sebagai salah satu pemimpin masa depan Partai Buruh.
Gerakan buruh
Terlahir dari keluarga Skotlandia penganut Presbiterian 56 tahun lalu, James Gordon Brown dikenal sebagai seorang yang memiliki talenta luar biasa. Pada usia 16 tahun, dia sudah menjadi mahasiswa jurusan sejarah di Universitas Edinburgh dan lulus pada usia 20 tahun. Semasa kuliah ia bermain rugbi yang hampir membuatnya buta, menjuarai tenis yunior, dan bermain biola untuk orkestra.
Di Universitas Edinburgh, Brown meraih gelar PhD melalui disertasi berjudul "Partai Buruh dan Perubahan Politik di Skotlandia 1918-1929". Kepada penulis biografinya, Tom Bower, Brown menjelaskan, disertasi itu semula dimaksudkan untuk mendalami perkembangan gerakan buruh sejak abad ke-17 dan seterusnya. Namun, dia memolesnya menjadi lebih lunak dengan menggambarkan perjuangan Partai Buruh untuk membangun diri sebagai alternatif Partai Konservatif.
Pada usia 21 tahun Brown diangkat sebagai Rektor Universitas Edinburgh selama tiga tahun. Dia juga mengajar di almamaternya dan di Glasgow College of Technology. Ia pun pernah bekerja sebagai jurnalis di Scottish Television selama beberapa waktu, tetapi ternyata hatinya lebih condong pada politik.
Nilai politik
Brown seolah ditakdirkan hidup di dunia politik. Pada usia sangat muda, 12 tahun, saat teman-teman sepermainannya tak menaruh perhatian pada pembunuhan Presiden AS John F Kennedy, dia sangat frustrasi. Pada usia sama, dia sudah membantu kampanye seorang kandidat lokal Partai Buruh.
Brown resmi bergabung dengan Partai Buruh saat berusia 18 tahun. Dia juga menjadi Ketua Klub Buruh di Universitas Edinburgh.
Sosoknya selalu dikagumi dan dilindungi karena kecerdasannya. Bob Cuddihy, rekan Brown saat kuliah, mengatakan, "Dia memiliki energi, magnet, dan suara yang menggelegar. Saya melihat kekuatan yang dimiliki Gordon untuk memikat orang."
Brown mencoba peruntungannya menjadi anggota parlemen pada 1979, saat berusia 28 tahun, tetapi gagal. Baru pada 1983, dia terpilih sebagai anggota parlemen dari daerah pemilihan Dunfermline East, bersamaan dengan Blair yang mewakili Sedgefield.
Ketika pemimpin Partai Buruh John Smith meninggal pada 1994, Brown disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti Smith. Namun, Blair yang ternyata memegang jabatan tersebut dan menjadi perdana menteri Inggris, sedangkan Brown menjadi menteri keuangan.
Dalam wawancara dengan Time, 10 Mei 2007, Brown mengemukakan, "Nilai penting yang membuat sebagian besar orang ingin terlibat dalam mengubah atau memperbaiki sesuatu adalah keyakinan bahwa semua orang memiliki talenta, dan semua orang harus memiliki kesempatan untuk mengembangkan talenta itu. Itulah yang membuat Anda ingin melakukan sesuatu."
Politik itu juga yang rupanya menjadi ganjalan dalam hubungan asmara Brown dengan Putri Marguerite, putri tertua Raja Michael dari Romania. Tentang hubungan mereka, Putri Marguerite mengutarakan, "Hubungan kami sangat indah dan romantis. Saya tak pernah berhenti mencintai dia. Tetapi, suatu hari, semua tampak tak tepat lagi. Semua politik, politik, dan politik."
Bukan bayangan
Hampir semua orang sudah menduga dia akan menggantikan Blair. BBC saat mewawancarai Brown pada Januari lalu mengatakan, tahun 2007 adalah tahun bagi dia. Brown lalu menjawab, tak ingin berasumsi apa pun. Namun, jika itu terjadi, "Saya kira itu adalah tugas yang harus dijalankan demi masa depan Inggris."
Ia menyatakan, tak ingin hanya duduk di belakang meja. "Saya lebih tertarik dengan apa yang bisa kita lakukan untuk membantu rakyat," katanya. Bagi Brown, pemerintah pada masa mendatang bukan sekadar melakukan apa yang terbaik bagi rakyat, tetapi apa yang bisa dilakukan untuk memberdayakan rakyat.
Dia telah membuktikan dirinya pantas menduduki kursi nomor satu di pemerintahan Inggris. Lama menunggu dalam bayangan, Brown muncul dengan ambisi melakukan reformasi dalam negeri, dan membuat fokus baru untuk hubungan luar negeri.
Ia ingin membuktikan, kendati dekat dengan Blair dalam kehidupan profesional dan personal, dia tak "mengekor" Blair. Dia ingin Partai Buruh lahir kembali. Dia ingin berjuang untuk melindungi cara hidup ala Inggris.
"Saya kira, orang mencari politik bukan demi gerak isyarat. Mereka mencari politik demi keseriusan untuk menghadapi tantangan di depan mata," kata Brown. (afp/bbc)
Sumber : Kompas, Rabu, 27 Juni 2007
Jun 4, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment